10 Hari Awal Bulan Dzulhijjah Jangan Sampai Terlewat

Foto: Screenshot

Oleh: , Wartawan MINA

Bulan Dzulhijjah sudah mulai mendekat. Ajakan memperbanyak amal sholeh di bulan ini sudah mulai digaungkan oleh para ustadz.

Dari mulai menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, berkurban, menjaga shalat wajib berjamaah, shalat sunah, perbanyak puasa sunah, zikir, hingga shadaqah jangan sampai terlewat.

Karena dalam 10 hari , semua ketaatan dan kebaikan umat Islam menjadi ibadah yang pahalanya sangat besar. Hal ini merupakan kemuliaan, sekaligus nikmat yang Allah berikan kepada umat.

Kemuliaan pada waktu tersebut Allah jelaskan dalam Al-Quran dan Rasulullah kabarkan dalam beberapa hadits yang diriwayatkan oleh para sahabat.

Dalam Al-Quran, Allah subhanahu wata’ala berfirman

وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2)

Artinya, “1. Demi fajar; 2. Demi malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1-2)

Seperti dikutip dari NU Online, para ulama ahli tafsir berbeda pendapat dalam mengartikan ayat kedua. Hanya saja, pendapat yang sahih sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Ibnu Katsir adalah pendapat ketiga, yaitu 10 hari di awal Dzulhijjah.

Merupakan bukti kemuliaan dan sekaligus keutamaan hari-hari itu, ketika Allah bersumpah atas nama sepuluh malam 10 awal Dzulhijjah.

Kata kemuliaan di sini bisa diartikan dengan dua arti: kemuliaan secara ukhrawi, seperti mengesakan Allah subhanallahu wata’ala dan secara duniawi, seperti harusnya bersyukur saat itu disebabkan nikmat yang diberikan Allah.

Sedangkan dalam hadits, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidak ada hari di mana amal kebaikan saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini. Rasulullah menghendaki 10 hari (awal Dzulhijjah). Lantas para sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, tidak juga jihad di jalan Allah?’ Rasulullah shallalâhu ‘alaihi wasallam menjawab: ‘Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar berjihad dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun (mati syahid)’.” (HR. Al-Bukhari). (An-Nawawi, Riyâdhus Shâlihîn, juz II, halaman 77-78).

Dalam hadits ini seolah Rasulullah hendak memberikan motivasi yang sangat tinggi kepada para sahabat dan umatnya untuk tidak menyia-nyiakan keutamaan 10 hari awal Dzulhijjah. Bahkan perbandingannya dengan jihad di jalan Allah.

Motivasi itu disampaikan Rasulullah tidak lain karena banyaknya manfaat dan agungnya kemuliaan pada hari itu. Di antara hari tersebut terdapat hari Arafah dan hari penyembelihan kurban, sekaligus menjadi hari pelaksanaan ibadah haji.

Karenanya sangat beruntung bagi umat Islam yang bisa menjumpai 10 hari awal bulan Dzulhijjah dan dapat melakukan ibadah disertai berbagai kebaikan lainnya.

Semua itu merupakan nikmat sangat besar yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang dikehendaki. Tidak sepantasnya umat Islam menyia-nyiakan hari yang sangat berlimpah nilai pahalanya di sisi Allah subhânahu wata’âla. (A/RE1/P1))

Mi’raj News Agency (MINA)