Ramallah, MINA – Pejuang perlawanan Palestina telah melakukan 15 aksi perlawanan termasuk empat operasi penembakan dan meledakkan tiga alat peledak di Tepi Barat yang diduduki selama 24 jam terakhir, Sabtu (21/1).
Menurut pantauan Palestine Information Center (PIC), dalam berbagai aksi perlawanan tersebut, setidkanya empat pemukim ilegal mengalami cedera, tiga di antaranya dalam perlawanan yang dilakukan di desa Jurisg, tenggara Nablus yang akan mendirikan pos pemukiman di tanah Palestina.
Bentrokan terjadi di enam titik, di mana pejuang perlawanan menghujani pasukan pendudukan Israel dengan batu di kamp pengungsi Shuafat dan kota Al-Tur, Yerusalem yang diduduki.
Bentrokan juga meluas ke desa Nabi Saleh, sebelah barat Ramallah, Ras Shomer di Tulkarm, dan kota Al-Khader di Bethlehem.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Operasi penembakan dari para pejuang menargetkan pos pemeriksaan Salem dan Dotan, juga sekelompok pasukan pendudukan di dekat kota Muqaybilah di Jenin.
Sementara, seorang pemukim ilegal perempuan terluka dalam penembakan yang menargetkan pemukiman Pisgat Ze’ev, yang berada di atas tanah Yerusalem yang diduduki.
Para pemuda Palestina melemparkan bahan peledak ke pos pemeriksaan Al-Jalama di Jenin, dan pos pemeriksaan Qalandia, utara Yerusalem yang diduduki.
Para pemuda di kamp Al-Aroub, utara Hebron juga mampu menyasar pasukan pendudukan dengan beberapa bom molotov.
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Sebanyak 250 aksi perlawanan Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem terlah terjadi selama seminggu, dari 13 sampai 19 Januari 2023.
Di balik perlawanan-perlawanan tersebut, sumber itu mengungkapkan delapan orang Palestina telah gugur akibat peluru pendudukan, dan 3 orang Israel terluka, sementara tercatat ada 28 penembakan yang dilakukan para pejuang. (T/R12/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan