20 Peserta Wirausaha Sosial Muda Terbaik Tanah Air Masuki Tahap Penjurian

Jakarta, MINA – Gerakan Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu yang diprakasai bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif () sudah memasuki tahap penjurian 20 peserta dengan konsep sociopreneurship atau muda terbaik.

Dua puluh proposal untuk menjalankan usaha berbasis pemberdayaan masyarakat atau sosial itu telah terpilih dari 5.000 proposal yang terdaftar dalam laman www.secangkirsemangat.id sejak Mei 2018 hingga 30 September 2018 lalu.

Kepala Bekraf Republik Indonesia, Triawan Munaf, yang turut hadir dan bertatap muka dengan peserta-peserta terbaik tersebut menyatakan  turut mendukung program pendampingan terhadap pelaku wirausaha sosial di Tanah Air itu sejak tahap awal.

Menurutnya, program tersebut terbukti menunjukkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, praktisi dan para pelaku wirausaha sosial sebagai komitmen bersama dalam meningkatkan ekonomi kreatif.

“Selain itu, menyebarnya ‘virus’ sociopreneurship di kalangan generasi muda Indonesia menjadi indikator positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan harapan bagi munculnya beragam solusi permasalahan sosial-ekonomi di tataran masyarakat,” jelasnya saat temu media di Jakarta, Selasa (15/1).

Penilaian resmi terhadap proposal keduapuluh peserta wirausaha sosial terbaik akan dilaksanakan pada Rabu (16/1) di Artotel, Jakarta.

Johnway Suwarsono, Group Brand Manager Kapal Api mengharapkan kepada 20 peserta terbaik ini agar dapat menyumbangkan kontribusi nyata terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat dan memberi warna tersendiri bagi perkembangan tren sociopreneurship di Indonesia.

Dia menyatakan, kreativitas tinggi, didukung daya pikir kritis, serta besarnya optimisme, diyakini PT Santos Jaya Abadi -perusahaan yang menaungi brand Kapal Api- itu sebagai potensi emas generasi muda Indonesia.

“Kami mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada 20 peserta terbaik program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu,” kata Johnway.

Sejak diluncurkan, program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu telah menghadirkan serangkaian kegiatan. Pada tahap penjurian akhir, kedua puluh peserta tersebut akan diberi waktu untuk mempresentasikan gagasan usahanya masing-masing di hadapan para juri.

Setelah proses penjurian, program Secangkir Semangat #BuatNyataTujuanmu akan ditutup dengan acara malam penghargaan terhadap tiga orang pemenang. Selain itu, digelar juga pitch deck (presentasi singkat) 20 peserta terbaik dengan konsep konferensi bisnis menghadirkan para investor, yang akan diadakan pada 23 Februari 2019 mendatang.

Yoris Sebastian, Founder & Creative Thinker OMG sebagai salah satu juri mengatakan, menjadi seorang sociopreneur belakangan ini menjadi pilihan populer di kalangan generasi muda Indonesia.

Dia menjelaskan program tersebut bertujuan untuk mengembangkan potensi pemuda dengan pengoptimalkan peran sociopreneurs.

“Kami mencari dengan jiwa sociopreneur. Tidak hanya seorang visioner yang realistis, selalu ingin belajar dan tidak takut gagal, tetapi juga seseorang dengan jiwa kemanusiaan yang tinggi dan memiliki kreativitas sehingga mampu jadi problem solver untuk membantu atasi masalah sosial yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Senada dengan Yoris, Founder Yayasan Cinta Anak Bangsa, Veronica Colondam mengatakan, ketika seorang sociopreneur sejati mengalami kegagalan, ia secara konsisten akan menerapkan percobaan dan perbaikan, menjadi lebih jeli dan tajam dalam melihat peluang, serta dalam memanfaatkan dukungan ekosistem untuk mendukung usaha sosialnya.

“Dan tentunya, sebuah usaha sosial haruslah profitable, dengan unsur pemberdayaan dan pengukuran dampak yang jelas. Hal-hal tersebut adalah yang juga kami cari di antara sosok 20 peserta terbaik,” imbuhnya

Kedua puluh peserta ini mengajukan ide inovasi di seputar sektor kriya, kuliner, jasa dan arsitektur dan desain interior.

Sebagai contoh, salah seorang peserta, Elven Aprilnico asal Jakarta dengan ide Titik Balik Coffee, yang memberdayakan narapidana dan bekas narapidana di lembaga pemasyarakatan.

Dia menjelaskan, ide tersebut dituangkan melalui pembuatan coffee shop sekaligus roastery yang bertujuan untuk mengurangi jumlah residivis sekaligus membagikan kopi berkualitas ke masyarakat.

“Proposal ini berdampak pada pemberdayaan para narapidana agar mempunyai keterampilan khusus,” jelasnya.(L/R01/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.