Jakarta – MINA – Data sementara mencatat 28 orang meninggal dunia, 288 orang luka dan sejumlah lainnya hilang, akibat gelombang tinggi dan tsunami yang melanda kawasan pantai Anyer, Banten dan Lampung Selatan, Sabtu (22/12) malam.
Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lustrianto, Ahad (23/12) pagi menyebutkan korban tewas, luka dan hilang itu akibat terseret gelombang dan tertimpa reruntuhan bangunan
Para korban luka dievakuasi ke puskesmas-puskesmas setempat. Diduga masih ada korban-korban yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan, sehingga kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan di Jakarta, musibah ini diduga dipicu oleh kegiatan vulkanik gunung Anak Krakatau dan gelombang tinggi.
Menurut dia, tsunami ini mirip yang terjadi di Palu, hanya saja tidak disebabkan oleh gempa, melainkan longsoran akibat erupsi Anak Krakatau.
Dia menghimbau masyarakat agar menjauhi pantai-pantai di seputar Selat Sunda – Banten dan Lampung Selatan – untuk menghindari kemungkinan tsunami susulan, karena erupsi terjadi berkali-kali.
BMKG sudah mengeluarkan peringatan potensi gelombang tinggi di Selat Sunda yang berlaku mulai 21 hingga 25 Desember 2018. (L/RS1/P1)
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Miraj News Agency/MINA