Ramallah, 29 Shafar 1435/1 Januari 2014 (MINA) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak seluruh faksi Palestina untuk mengembalikan persatuan nasional.
Secara khusus ia menyerukan kepada Gerakan Hamas yang berbasis di Gaza untuk bekerjasama mengakhiri perpecahan nasional yang sudah berlangsung selama tujuh tahun.
Dalam pidato memperingati Hari Ulang Tahun Revolusi Palestina ke-49 yang disiarkan tv nasional Palestina, Rabu (1/1), Abbas juga menyerukan seluruh faksi Palestina untuk menciptakan sebuah pemerintahan teknokrat dan segera menetapkan tanggal bagi pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.
Sebelumnya, Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah dari Faksi Hamas, mengatakan dalam konferensi pers pertama kali diadakan di Jalur Gaza, Selasa (31/12), tahun 2014 ini akan menjadi tahun rekonsiliasi nasional Palestina.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Untuk ini, ia menegaskan pemerintahnya akan mengambil langkah-langkah yang lebih praktis.
Ia telah minta Abbas untuk bertemu dengan Hamas guna membahas rekonsiliasi sesuai dengan kesepakatan yang dicapai di Kairo pada tahun 2012.
Perpecahan antara Fatah dan Hamas dimulai pada tahun 2006, saat Hamas memenangkan pemilu legislatif Palestina. Pada tahun berikutnya, bentrokan meletus antara dua faksi, Hamas berhasil menguasai Jalur Gaza dan Fatah mengendalikan wilayah Tepi Barat.
Faksi-faksi Palestina telah berupaya mencapai rekonsiliasi nasional selama bertahun-tahun, namun selalu gagal. Barulah pada tahun 2012, kedua fihak mencapai persetujuan dengan menandatangani dua perjanjian –satu di Kairo, Mesir, dan berikutnya di Doha, Qatar-. Namun demikian kedua perjanjian itu belum pernah sepenuhnya diimplementasikan.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Kini kedua fihak sudah sama-sama menyatakan tahun 2014 ini untuk mengadakan rekonsiliasi sebagai implementasi perjanjian-perjanjian yang ditandatangani.
Berbicara tentang Revolusi Palestina 1 Januari 1965, operasi militer pertama gerakan Fatah pada waktu itu, Abbas mengatakan revolusi itu telah membawa kesuksesan.
“Ide-ide revolusi berpegang pada hak-hak dan aspirasi nasional telah berhasil dari satu generasi ke generasi berikutnya,” kata Abbas sebagaimana dikutip kantor berita Palestina WAFA yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Abbas dalam pidatonya juga menyatakan perlunya nanti mengerahkan pasukan perdamaian internasional di Wilayah Palestina setelah menandatangani pakta perdamaian untuk memperkuat keamanan dan melindungi warga Palestina dari setiap serangan penjajah Israel.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Pemimpin Faksi Fatah itu lebih lanjut menekankan komitmennya untuk memulihkan hak-hak Palestina dan penghentian pembangunan permukiman ilegal Israel dengan cara diplomatik.
Abbas menegaskan, negosiasi dengan Israel merupakan bagian dari perjuangan rakyat Palestina untuk mencapai kesepakatan akhir perdamaian. Ia juga menegaskan keberatan atas solusi negara sementara atau transisi yang bisa memperpanjang penjajahan Israel.
“Kami bernegosiasi dengan Israel untuk mencapai solusi yang mengarah pada sebuah negara Palestina di wilayah yang diduduki tahun 1967, dengan Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukotanya. Kami bernegosiasi untuk mencapai solusi yang adil untuk masalah pengungsi didasarkan pada Resolusi PBB 194 sebagaimana tercantum dalam Inisiatif Perdamaian Arab,” tegasnya. (T/P02/IR)
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)