ABBAS: PALESTINA TAK AKAN AKUI ISRAEL SEBAGAI NEGARA YAHUDI

Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas (Foto: Wolrdtribune)
Presiden Otoritas , Mahmoud (Foto: Wolrdtribune)

, 15 Shafar 1436H/8 Desember 2014M (MINA) – Presiden pemerintah persatuan nasional, Mahmoud Abbas, mengatakan, Palestina tidak akan mengakui sebagai “ ”.

“Palestina tidak akan mengakui negara Yahudi. Kami akan melawan,  inilah sikap tegas kami, karena ini bertentangan dengan kepentingan Palestina,” kata Mahmud Abbas dalam wawancara  harian Mesir Al Akhbar-Yawm.

Abbas mengatakan, bahwa ada enam juta “pengungsi Palestina”, termasuk dirinya sendiri, yang pernah menjadi tunawisma sejak awal pendudukan Israel tahun 1948.

Pengakuan negara Yahudi bertentangan untuk kepentingan Palestina dan “mencegah kembalinya para pengungsi Palestina,” tambah Abbas. Lebih lanjut Abbas mengatakan, Israel terlalu sulit untuk bernegosiasi karena mereka tidak tertarik pada “perdamaian”. sebagaimana dilaporkan Press Tv diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.

“Bekerjasama dengan Israel sangat sulit, itu hal yang mustahil. Kami sedang melakukan hubungan timbal balik dengan orang-orang yang tidak percaya pada perdamaian. Anda meminta perdamaian, dan mereka tidak menginginkannya,” tegas Abbas.

Presiden pemerintah persatuan nasional Palestina menegaskan panggilan Palestina untuk menjadikan sebuah negara merdeka berdasarkan perbatasan pra-1967 dan mengakhiri pendudukan Israel.

“Kami ingin negara dalam perbatasan 1967 dengan Jerusalem sebagai ibukotanya, dan kami ingin mengakhiri pendudukan. Itu saja yang kita inginkan. Jika Israel setuju untuk sekarang ini, kita akan datang untuk berunding. Namun mereka menggunakan penipuan dalam penipuan media, “kata Abbas.

Pada tahun 1967, Israel menduduki Tepi Barat, (Yerusalem Timur) Al-Quds, dan Jalur Gaza. Namun, Israel menarik diri dari Gaza pada 2005. 17 Mei 2014, hampir semua negara di Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan suara mendukung Resolusi menyatakan bahwa perbatasan negara Palestina harus didasarkan pada perbatasan pra-1967.

“kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, ada langkah-langkah lain yang bisa diambil. Langkah pertama adalah bergabung dengan organisasi internasional, seperti Mahkamah Pidana Internasional dan Mahkamah Internasional,” Abbas menambahkan, “Ada sekitar 520 organisasi internasional, dan bergabung dengan mereka tentu akan peduli terhadap nasib rakyat Palestina”.

Jika naik banding ke ICC, dan berkas Palestina gugatan terhadap Israel, mereka takut, karena mereka ingin dan tidak dapat melakukan perjalanan. “Tel Aviv menolak kembali ke perbatasan pada tahun 1967 dan tidak bersedia untuk membahas masalah Yerusalem Timur, Al-Quds. (T/P002/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0