ABUL HIDAYAT SAERODJIE: ISLAM SEJAK LAHIR PRAKTIKKAN HAM

KH. Abul Hidayat Saerodjie. Photo : MINA
KH. Abul Hidayat Saerodjie.(Foto : Hadis/MINA)

,  14 Dzulhijjah 1436/28 September (MINA) –  Jauh sebelum orang-orang mendengung-dengungkan Hak Asasi Manusia (HAM), Islam sejak awal menjadikannya sebagai ciri khas.

Hal itu dikatakan seorang ulama Indonesia, KH. Abul Hidayat Saerodjie dihadapan peserta jama’ah Tabligh Akbar yang diadakan Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jambi di Masjid At-Taqwa Pondok Pesantren Al-Fatah Jambi, Sabtu (26/9).

“Di akhir shalat, kita umat Islam diperintahkan untuk mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, ini guna menciptakan keselamatan dan kesejahteraan terhadap sesama manusia, ciptakan kehidupan harmonis kepada sesama, ini maknanya, “ ujar Pembina Lembaga Pembinaan Islam dan Pelaksanaan Ibadah (LBIPI) Pusat berbasis di Jakarta.

Menurut Abul Hidayat yang juga yang juga penulis buku itu, ibadah kepada Allah dan hubungan terhadap sesama manusia merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

“Seharusnya umat Islam bisa memaknai sebagai momentum persatuan umat, prosesi haji mengajarkan kita untuk kompak, bersatu ketika tawaf, sai, wukuf, namun faktanya ketika pulang tidak ada perwujudan persatuan dan kesatuan umat, masih nafsi-nafsi (sendiri-sendiri-red),“ tegasnya.

Islam menjadi ciri hasnya menghormati sesama manusia, sebelum orang-orang mendengungkan HAM, lanjut Abul Hidayat, Islam sudah terlebih dahulu, di akhir shalat ciptakan keselamatan dan kesejahteraan terhadap sesama manusia, ciptakan kehidupan harmonis kepada sesama.

Lebih lanjut beliau mengingatkan kesatuan umat merupakan kalimat yang mudah diucapkan namun tidak mudah untuk dipraktikkan. Oleh sebab itu, beliau mengajak umat Islam untuk mengamalkan makna Ibadah haji untuk hidup berjama’ah, hidup untuk orang banyak tidak untuk diri sendiri.

“Tugas kita tidak hanya mengumpulkan ilmu tapi mengamalkannya, kita praktikkan hidup tidak hanya untuk diri sendiri, “ ujarnya.

Persatuan dan kesatuan umat Islam ketika ritual haji juga bisa disaksikan ketika seluruh umat Islam yang menunaikan ibadah haji diperintahkan untuk memakai pakaian ihram.

“Jamaah haji diperintahkan untuk memakai pakaian dua lembar saja, tidak ada perbedaan kaya dan miskin, pejabat dan rakyat, kita diperintahkan untuk menanggalkan pakaian kehormatan, semuanya menggunakan kain yang sama, ini artinya semua manusia sama, “ katanya.(L/K08/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0