Adakan Seminar Nasional, Jama’ah Muslimin Ajak Muslim Amalkan Kepemimpinan Islam

Pagaralam, Sumatera Selatan, 22 Dzulhijjah 1437 H/24 September 2016 (MINA) – Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Sumatera Selatan bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pagaralam menggelar Seminar Nasional dengan tema “ dalam Perspektif Al-Qur’an dan As-Sunnah” di Gedung Juang, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Sabtu, (24/9).

Seminar nasional menghadirkan tiga pembicara yakni, Drs.H.M.Ali, SH, MBA,MM.
dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Agus Sudarmaji, M.Psi, MA dari World Maritime University, Sweden, dan Wahyudi KS, M.Pd.I dari Universitas Islam Jakarta.

Ketua Yayasan Islam Pagaralam, Drs. Syahrul, MSi dalam sambutannya pada pembukaan acara mengatakan Seminar Nasional ini merupakan acara besar dengan tema yang besar, yang digagas Jama’ah Muslimin (Hizbullah) ini.

“Ini sangat membanggakan dan mengharukan, generasi muda mahasiswa datang untuk mengikuti seminar besar dengan tema yang sangat besar ini,” katanya.

Lebih lanjut dia juga mengatakan pemahaman Umat Islam terkait kepemimpinan Islam sekarang ini sulit dan terkesan dilupakan.

“Kalau kita lihat sejarah bagaimana kepemimpinan Rasul dan sesudahnya dapat menguasai hampir seluruh dunia dalam satu dekade saja. Sampai saat ini kepemimpinan semakin surut, seiring umat semakin melupakan agama, Al-Quran sebagai sumber hidup manusia, lupakan sunnah Rasul dan akhirnya kepemimpinan yang benar seperti jauh panggang dari api,” ujarnya.

Sementara Waliyul Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Sumatera Selatan, Kamari Satam mengharapkan hasil dari seminar ini bisa diamalkan oleh umat Islam.

“Kita melihat kepemimpinan bukan dengan kacamata politik, budaya dan lain sebagainya tapi melalui perspektif Al-Qur’an dan Sunnah. Sehingga diharapkan mencapai kesepakatan dan kefahaman bagaimana pengamalan kepemimpinan menurut Islam,” ujarnya.

Pada seminar yang dihadiri sekitar 300 peserta dari berbagai kalangan ini, salah satu pembicara, Wahyudi mengatakan tidak ada kepemimpinan Ideal setelah Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin. Kalau ingin ideal maka harus mengikuti sifat Nabi yakni Siddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah.

“Kalau sekarang tentu sulit mencari pemimpin yang ideal, kalau ingin contoh yang ideal, maka Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin yang seharusnya kita jadikan contoh,” katanya.

Sementara menanggapi pertanyaan peserta seminar, M. Ali mengatakan tidak dibenarkan bagi muslim untuk menunjuk non muslim sebagai pemimpin.

Agus Sudarmaji menjawab pertanyaan peserta mengenai dibolehkan atau tidaknya pemimpin dari kalangan wanita mengatakan lelaki merupakan pemimpin bagi wanita.

ini merupakan rangkaian Taklim Wilayah Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Sumatera Selatan.

Untuk menambah semarak, diadakan juga Expo dan Pameran Photo Al-Aqsha oleh Lembaga Kepalestinaan Al-Aqsa Working Group (AWG), Pelatihan Pengelolaan Keuangan, juga Tabligh Akbar yang diselenggarakan di Masjid Taqwa Kota Pagaralam, Ahad, (25/9) menghadirkan dai asal Bogor, KH. Abul Hidayat Saerodjie.(L/K08/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA).


Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.