Jakarta, 29 Rajab 1434/ 8 Juni 2013 (MINA) – Pakar ekonomi syariah Indonesia, Adiwarman Karim mengatakan, pertumbuhan perekonomian syariah di London didukung investor Timur Tengah, sehingga dapat menciptakan produk-produk ekonomi syariah.
Adiwarman menyebutkan, London merupakan pusat perekonomian dunia, sehingga penerapan ekonomi syariah di sana lebih siap secara infrastuktur, aturan hukum dan sanksi yang jelas.
“Dengan ekonomi syariah membuat perekonomian Eropa menjadi lebih maju,” ujar anggota Dewan Syariah Nasional MUI itu kepada wartawan Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency), Sabtu (8/6).
Namun ia menilai ketergantungan pada investor Timur Tengah bukan pada masyarakat muslim setempat menjadi kendala tersendiri,” ujarnya.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Menurutnya, perkembangan perekonomian syariah di Eropa terletak pada dua tempat di London, yaitu di London Metal Exchange dan Lukshumber.
Adiwarman mengungkapkan, kelebihan perekonomian di London karena jumlah dana di sana jauh lebih banyak dari pada jumlah warga minoritas muslim (follow the money). Sedangkan di Indonesia jumlah masyarakat muslim mayoritas namun dengan jumlah dana sangat minim (follow the peole).
Menurut pendiri perusahaan konsultan bisnis syariah Karim Business Consulting itu, negara di Timur Tengah dan di negara muslim khususnya belum mampu menjadi sebagai pusat perekonomian global di dunia, mengingat infrastuktur dan aturan hukum yang belum siap sebagai pusat perekonomian global.
Adiwarman Karim menilai, menjadi tugas bagi negara-negara berpenduduk muslim untuk lebih maju dan menjadi pusat perekonomian syariah, dengan catatan memperbaiki kebijakan yang ada dan didukung aturan hukum dan infrastruktir yang lebih baik lagi. (L/P010/R1).
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
MINA (Mi’raj News Agency)