Ajang Miss Universe 2020 di Israel Dianggap Israelisasi Budaya Palestina

Salah satu foto Miss Filipina Beatrice Luigi Gomez yang diuanggah di Instagram pribadinya bersama kontestan lainnya sembari memakai pakaian tradisional Palestina dan salah menyajikannya dengan menuliskannya di bawah tagar "visit Israel." (Foto: MEMO)

Al-Quds, MINA – Para kontestan ajang pencarian ratu sejagad 2020 yang diselenggarakan di Israel menuai kritik setelah diduga melakukan Israelisasi budaya .

Para peserta diketahui berpose dalam pakaian tradisional Palestina dan salah menyajikannya dengan menuliskannya di bawah tagar “visit Israel,” dikutip MINA dari Middle East Monitor, Sabtu (11/12).

Salah satu peserta yang mendapat kecaman warganet di seluruh dunia, Miss Beatrice Luigi Gomez yang diketahui mengunggah foto di Instagram pribadinya bersama kontestan lainnya sembari menyiapkan makanan Palestina dengan pakaian tradisional Palestina.

Dr Yara Hawari, analis senior di Jaringan Kebijakan Palestina – Al-Shabaka, mengatakan dalam postingan tersebut, Miss Filipina menunjukkan apropriasi kasar budaya Palestina.

“Ajang Miss Universe diselenggarakan oleh rezim Israel tahun ini. Beberapa kontestan telah mengundurkan diri tetapi banyak kontestan lainnya masih ambil bagian termasuk dari belahan bumi bagian selatan,” ujar Hawari.

“Pencurian budaya dan perampasan aksesoris dan bordir Palestina selama Kontes Kecantikan Miss Universe. Berapa banyak keburukan, kekurangajaran, dan objektifikasi yang dapat dimiliki satu peristiwa?” Pengguna Twitter Nemaa bertanya.

“Penyelenggara Miss Universe di Israel dan kontestan mengambil budaya Palestina … tanpa pengakuan dari ratusan generasi Palestina yang mewariskan identitas budaya ini,” komentar Layth Hanbali dalam menanggapi posting Gomez.

“Tak perlu dikatakan, bahkan tidak ada petunjuk kepada orang-orang Palestina yang identitas budayanya telah ditekan, disangkal dan dicuri oleh Zionisme,” tambah Hanbali.

Selain foto-foto itu, video Gomez bernyanyi dan menari dengan lagu-lagu cerita rakyat tradisional Palestina digunakan untuk mempromosikan pariwisata ke negara pendudukan itu.

“Berhenti mencuri budaya kami,” kata Mo Mustafa di Twitter. “Video Miss Filipina 2021 ini adalah iklan untuk “Visit Isr*el”. Mereka mengenakan pakaian tradisional Palestina, menyanyikan lagu-lagu cerita rakyat tradisional Palestina, dan di foto lain mereka menggulung daun anggur, hidangan tradisional Palestina,” katanya.

Kontes kecantikan juga telah dituduh “menghapus kolonialisme”, sementara yang lain menyebut Israel keluar karena mencoba “mencuri segala sesuatu yang berhubungan dengan Palestina”.

Issam Waddan, seorang jurnalis dan penulis yang berbasis di Gaza, menulis: “Sebuah hari kehidupan Badui Palestina, mengenakan Thobe Palestina, menyiapkan makanan Palestina/Arab, dan mempromosikan untuk mengunjungi Israel. Kebodohan, penindasan, dan pengapuran kolonialisme.”

Sementara itu, sebagai tanggapan atas upaya otoritas pendudukan Israel untuk menutupi kejahatannya dengan kontes kecantikan, Miss Malaysia dan Miss Indonesia telah mengambil keputusan untuk memboikot acara tersebut dengan menarik diri darinya.

Dalam sebuah pernyataan bulan lalu, cucu mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, Inkosi Zwelivelile Mandla Mandela, meminta semua mantan pemenang Miss Afrika Selatan untuk memboikot acara tersebut sebagai protes atas “pendudukan dan perlakuan kejam terhadap warga Palestina di tangan rezim apartheid Israel.”

“Tidak ada yang indah tentang pendudukan, kebrutalan, dan diskriminasi yang dilembagakan terhadap rakyat Palestina,” katanya.
Namun, Miss Afrika Selatan 2021 Lalela Mswane telah memilih untuk mengabaikan seruan boikot dan akan mewakili negara itu di Miss Universe di Israel pada 12 Desember.

Keputusan untuk mengadakan ajang Miss Universe 2020 di Israel telah memicu protes, dengan beberapa kontestan negara lain menyerukan boikot acara tersebut.

Pasalnya, Israel masih melakukan pendudukan dan perlakuan brutal terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki.(T/R1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)