Ramallah, MINA – Sebuah langkah Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang memasukkan buklet berisi pujian terhadap dirinya ke dalam sistem pendidikan telah dikritik oleh para akademisi.
Sebuah petisi yang ditandatangani oleh para akademisi menyebut buklet itu sebagai “kultus kepribadian.”
Kementerian Pendidikan Palestina pada Ahad (12/5) memerintahkan buku baru berjudul “Model Peran, Presiden Kita” dibagikan di sekolah. Langkah itu disambut baik oleh Abbas.
Buku itu berisi pidato Abbas yang disusun oleh siswa sekolah menengah di Al-Bireh, sebuah kota Tepi Barat dekat Ramallah, menurut kantor berita Wafa.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Abbas pekan lalu menjadi tuan rumah bagi para siswa dan guru. Abbas mengatakan, proyek itu ditujukan untuk “memperkuat identitas nasional Palestina di antara para siswa, dari sekolah hingga kampus (universitas).”
Pada Kamis (9/5), Menteri Pendidikan Palestina Marwan Awartani mengatakan, buklet akan dicetak dan dibagikan sebagai bahan studi di semua sekolah Otoritas Palestina.
Namun, sejak saat itu langkah tersebut telah dikecam keras di media sosial. Beberapa warga Palestina mengatakan, buklet itu menjadikan Abbas sebagai panutan yang mengingatkan pada rezim tirani, harian Haaretz melaporkan.
Sebuah petisi ditandatangani oleh puluhan akademisi Palestina, mendesak Abbas untuk mundur. (T/RI-1/B05)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Mi’raj News Agency (MINA)