AKTIVIS DI INGGRIS DESAK PEMERINTAH BATALKAN KUNJUNGAN PRESIDEN MESIR

Aktivis di London, Inggris (Anadolu)
(Foto: Anadolu Agency)

, 14 Muharram 1437/27 Oktober 2015 (MINA) – Politisi Inggris, aktivis, dan akademisi mendesak pemerintah di London membatalkan undangan yang diberikan kepada Presiden untuk mengunjungi negara itu.

Sedikitnya 55 penandatangan surat terbuka yang dipublikasikan di Harian Guardian, Selasa (27/10) pagi, mengatakan, langkah menyambut presiden kontroversial Abdul Fattah ‘melanggar nilai-nilai Inggris’.

Al-Sisi menjadi Presiden Mesir dalam sebuah pemilihan umum (pemilu) yang kontroversial setahun setelah penggulingan Muhammad Mursi, presiden pertama ‘Negeri Piramida’ yang dipilih secara demokratis pada 2013.

Surat tersebut ditandatangani politisi oposisi senior Inggris yakni John McDonnell dan Diane Abbott serta Daud Abdullah dari British Muslim Initiative juga Direktur Middle East Monitor (MEMO), demikian Anadolu Agency melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Kepala Dewan Revolusi Mesir, Maha Azzam juga ikut menandatangani. Azzam mengatakan kepada Anadolu Agency, surat itu merupakan sebuah sinyal oposisi dan penolakan terhadap kunjungan yang diusulkan pemerintah di London itu.

“Meskipun (itu merupakan) posisi pemerintahan Perdana Menteri Cameron, apa yang penting adalah ada lobi yang berkembang di Inggris bahwa Al-Sisi tidak diterima di sini karena pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan rezim dan kebijakan Al-Sisi ini mengakibatkan meningkatnya radikalisasi dan kekerasan ekstremisme,” ujarnya.

Sejauh ini belum ada tanggal mengenai kepastian kunjungan Presiden Mesir yang diusulkan itu, meskipun situs Middle East Eye melaporkan hal itu bisa terjadi pada awal pekan depan.

Surat tersebut menyebut Al-Sisi telah ‘menggulingkan pemerintah terpilih dan melembagakan sebuah rezim teror yang melemparkan kembali demokrasi di Mesir dan di tataran lebih luas di Timur Tengah bertahun-tahun.

“Sejak itu rezim militer yang dikendalikan Al-Sisi telah membantai ribuan warga sipil. Ratusan pendukung Ikhwanul Muslimin, termasuk Presiden Mursi, telah dijatuhi hukuman mati di pengadilan massal yang merupakan sebuah parodi keadilan,” ujar pernyatan dalam surat itu.

“Hampir semua kegiatan politik independen telah ditekan, termasuk dari organisasi liberal dan sayap kiri. Hak-hak perempuan dilanggar di seluruh negeri,” tambah pernyaan tersebut.

Para penandatangan mengatakan mereka akan selalu memandang setiap kunjungan Presiden Al-Sisi ke Inggris sebagai ‘penghinaan terhadap nilai-nilai demokrasi’. (T/P022/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0