Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivis HAM Kecam Cina karena Memusnahkan Budaya Muslim Uighur

Syauqi S - Senin, 8 Juli 2019 - 23:10 WIB

Senin, 8 Juli 2019 - 23:10 WIB

8 Views ㅤ

Warga Musim Uighur, China, berjalan di depan aparat polisi China. (Foto: UyghurAmerican.org)

Xinjiang, MINA – Cina menggunakan semua cara yang mungkin untuk menghapus identitas etno-religius Muslim Uighur, menurut seorang aktivis Uighur di pengasingan.

“Jutaan orang Uighur dikurung oleh Cina di kamp-kamp mirip Nazi di Turkistan Timur,” ujar Seyit Tümtürk, Kepala Majelis Nasional Turkistan Timur, Jumat (5/7) malam lalu, peringatan 10 tahun kerusuhan Urumqi seperti dilaporkan Daily Sabah.

Beberapa hari kerusuhan hebat meletus pada 5 Juli 2009 di Urumqi, ibu kota Daerah Otonomi Uighur Xinjiang di barat laut Cina. Lusinan orang tewas dalam kerusuhan dan ratusan orang ditangkap.

Tümtürk mengatakan, Cina berusaha menghapus identitas Uighur dengan menghancurkan budayanya melalui tindakan seperti melarang alfabet Uighur, menghancurkan masjid, dan memusnahkan warisan bersejarahnya.

Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel

“Anak-anak lelaki kami telah disiksa, anak-anak perempuan kami dipaksa menikah dengan orang Cina Han, dan anak-anak kami telah dikirim ke panti asuhan, hanya karena mereka Muslim Turk,” tambahnya.

Selama bertahun-tahun Cina berbohong tentang “kamp kejuruan” meskipun ada laporan dari PBB dan Uni Eropa, Tümtürk menekankan. “Tetapi akhirnya Cina mengakui keberadaan kamp-kamp itu.”

Wilayah Xinjiang di Cina adalah rumah bagi sekitar 10 juta jiwa warga Uighur. Kelompok Muslim Turk, yang membentuk sekitar 45% dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh pemerintah Cina melakukan diskriminasi terhadap budaya, agama, dan ekonomi mereka.

Hingga satu juta orang, atau sekitar 7% dari populasi Muslim di Xinjiang, telah dipenjara di kamp-kamp “pendidikan ulang politik”, menurut pejabat AS dan pakar PBB.

Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini

Dalam sebuah laporan yang dirilis September lalu, Human Rights Watch menuduh pemerintah Cina melakukan “kampanye sistematis pelanggaran hak asasi manusia” terhadap Muslim Uighur di Xinjiang. (T/R11/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Suriah akan Buka Kembali Wilayah Udara untuk Lalu Lintas Penerbangan

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Indonesia
Dunia Islam
Indonesia
Dunia Islam