“Masjid Al-Aqsha dapat direbut kembali dengan ketakwaan, kesungguhan, dan persatuan kaum Muslimin,” kata Syeikh Mahmoud Shiyyam saat mengisi acara Seminar Internasional ‘Al-Aqsha Haqquna’ di Kupang, NTT, Sabtu (27/7).
Masjid Al-Aqsha yang berada di jantung kota Al-Quds (Yerusalem), Palestina, merupakan tempat paling suci ketiga bagi umat Islam. Hal itu terkait dengan peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad Shalallahu’ Alaihi Wa Salam. Nabi ketika itu naik ke Sidratul Muntaha melalui Masjid Al-Aqsha.
Masjid Al-Aqsha saat ini berada di bawah penjajahan Israel yang memulai penjajahannya atas Palestina sejak 1948 lalu.
Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru
Dalam acara dengan tema “Peran Intelektual dalam Pembebasan Masjid Al-Aqsha” itu, ulama asal Jalur Gaza, Palestina itu juga menyampaikan perkembangan terkini mengenai Masjid Al-Aqsha.
Hingga saat ini, Tentara penjajah Israel memberlakukan pembatasan ketat di jalur masuk Masjid Al-Aqsha terutama pada saat akan melaksanakan shalat Jumat.
Zionis Israel itu juga melakukan proyek-proyek Yahudisasi di kota Al-Quds (Yerusalem), di mana lokasi Masjid Al-Aqsha berada. Aktivitas penggalian di bawah Masjid Al-Aqsha terus dilakukan Zionis Israel agar Masjid itu hancur dan digantikan dengan Kuil Yahudi yang mereka klaim berada di sana.
Serbuan ekstrimis Yahudi ke Masjid Al-Aqsha pun terus terjadi setelah beberapa waktu lalu seorang Rabbi Yahudi, Yaakov Medan mengatakan bahwa lembaga intelijen Israel, Shin Bet mendukung dan mendorong kunjungan orang Yahudi untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsha dalam rangka menciptakan kehadiran permanen bagi orang Yahudi di tempat yang mereka klaim adalah lokasi kuil Yahudi yang dibangun lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
Acara Seminar Internasional ‘Al-Aqsha Haqquna’ yang disponsori Aqsa Working Group (AWG) biro Kupang dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan seperti pengurus-pengurus Masjid, Mahasiswa dan Jamaah muslim sekitar wilayah Kupang. Turut hadir juga, Duta untuk Pembebasan Al-Quds dan pimpinan ponpes Al-Fatah Samarinda, Kalimantan Timur, Makmun, M.Ag., serta perwakilan dari ormas Islam seperti, Wahdah Islamiyah, Hidayatullah, Majelis Ulama NTT.
Acara Seminar Internasional ‘Al-Aqsha Haqquna (Al-Aqsha milik Muslimin)’ itu merupakan rangkaian dari lanjutan safari Ramadhan Syeikh Mahmoud Shiyyam ke Indonesia Timur, di mana dia tiba di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat (27/7). Selain di Kupang, Syeikh Mahmoud Shiyam juga mengunjungi Soe, kabupaten Timur Tengah Selatan, NTT.
Sebelumnya, dia melakukan safari Ramadhan ke beberapa daerah di Indonesia yaitu, Bogor, Lampung, Batam, Pontianak, Samarinda, dan Banten bahkan hingga ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Dalam kunjungannya di NTT untuk kali ketiga itu, Syeikh Mahmoud Shiyam, merupakan salah satu Imam Besar Masjid Al-Aqsha, menyampaikan apresiasinya bagi Muslim NTT yang telah aktif memberikan dukungannya terhadap pembebasan Masjid Al-Aqsha.
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
Selama kegiatan safarinya di sana, Syeikh Mahmoud Shiyam juga memberikan tausyiah Ramadhan dalam beberapa acara, di antaranya mengisi pengajian (ta’lim) ba’da jumat; tausyiah sebelum sholat tarawih, menjelang buka puasa, kuliah subuh; serta mengisi acara di Aula Nusantara, Lembaga Penjaminan Pendidikan (LPP) NTT, yang berbicara mengenai Masjid Al-Aqsha.
Harus Lebih Mengenal Masjid Al-Aqsha
Sementara itu, Ketua Aqsa Working Group (AWG) biro Kupang, Ardansyah Spd.i. mengungkapkan rasa terima kasih atas kunjungan tokoh ulama Palestina ke NTT tersebut.
“Kami sangat berterima kasih atas kunjungan dan silaturahim Syeikh Syiam ke NTT untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat terhadap pembebasan Masjid Al-Aqsha,” Ujar Ardansyah dalam sambutan acara Seminar Internasional ‘Al-Aqsha Haqquna’ itu.
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama
Menurutnya, Umat Islam khususnya Muslim NTT, harus lebih mengenal dan mengetahui sejarah masjid Al-Aqsha serta perkembangannya saat ini.
“Tak kenal maka tak sayang, Umat Islam harus mengenal Masjid Al-aqsha dan memberikan dukungan secara nyata, tidak hanya sesaat tetapi secara terus menerus. Muslim NTT harus berperan aktif memberikan dukungan terhadap pembebasan Masjid Al-Aqsha dan Palestina,” jelasnya.
Ardansyah mengungkapkan, NTT merupakan pulau dengan mayoritas penduduknya beragama Kristen. Mereka tidak memahami betapa kejamnya Zionis Israel melakukan penjajahan selama lebih dari 65 tahun. Sehingga banyak ditemui di lingkungan NTT, simbol-simbol Yahudi yang digunakan di mobil, angkutan umum, rumah dan saat kampaye pun mereka membawa bendera bintang David, lambang bendera Israel.
Hal tersebut harus dipahami Muslim NTT agar tidak ikut berperan dalam mendukung penjajahan Israel di bumi para nabi itu.
Baca Juga: Industri Farmasi Didorong Daftar Sertifikasi Halal
Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengenalkan Masjid Al-Aqsha kepada Muslim NTT, dia menambahkan melalui lembaga Aqsa Working Group (AWG), diantaranya mengadakan seminar, tabligh akbar, pengajian (ta’lim) dan lomba mewarnai Masjid Al-Aqsha.
“Selain menggalangkan sumbangan, AWG juga mengadakan berbagai acara untuk mengenalkan Masjid Al-Aqsha kepada Muslim NTT,” kata Ardansyah.
“Harapan kami, dengan kunjungan Syeikh syiam, Muslim NTT lebih mengenal Al-Aqsha, menjalin hunbungan ukhuwah dan memberikan konstribusi bagi pembebasan kiblat pertama umat Islam itu dari cengkeraman penjajahan Zionis Israel,” tambahnya.
Dosen dan Pembantu Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang M.Si., turut antusias. Sementara Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT, Drs. H. Abdul Kadir Makarim menyarankan agar membuat buku saku mengenai Masjid Al-Aqsha untuk dibagikan kepada Muslim NTT.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Cenderung Mendung, Sebagian Hujan Ringan Sore Hari
Dia juga turut memberi dukungan dengan memberikan fasilitas radio untuk mensosialisasikan perjuangan membebaskan Masjid Al-Aqsha. Radio dapat digunakan untuk menyiarkan informasi dan perkembangan Masjid Al-Aqsha. (L/P014/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag Akan Buka Fakultas Kedokteran di Universitas PTIQ