Kairo, MINA – Institusi keagamaan terbesar di Mesir, Al-Azhar, mengecam keras promosi penyimpangan LGBT dan adegan pelecehan Yesus pada pembukaan Olimpiade Paris 2024.
“Menghina Yesus Kristus atau nabi dari rasul rasul-Nya adalah ekstrimisme dan biadab,” tulis Al-Azhar dalam laman resmi Facebook-nya, Senin (29/7).
Institusi yang dipimpin Grand Syekh Prof Ahmed El Tayeb itu mengutuk adegan-adegan tersebut yang telah memicu kemarahan di publik secara meluas.
“Adegan itu menggambarkan Yesus dalam gambar kasar yang mencederai karakter mulia dan status Nabi dan dengan cara yang liar, yang tidak menghormati sentimen orang-orang yang beriman agama, moral dan nilai-nilai kemanusiaan yang baik,” bunyi pernyataan Al Azhar.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Al-Azhar menegaskan penolakan terus-menerus semua penghinaan kepada salah satu nabi Allah.
“Karena para nabi dan para rasul adalah manusia-manusia pilihan yang dipilih Allah SWT dan diberi keistimewaan khusus untuk menyampaikan pesan gembira ke dunia,” ujarnya.
Al Azhar menambahkan, Nabi Isa AS termasuk di antara Ulul Azmi dari para Rasul. Umat Islam meyakini bahwa penghinaan terhadap sosoknya atau nabi-nabi lainnya adalah aib bagi para pelakunya dan bagi mereka yang menerimanya.
Institusi itu memperingatkan bahaya mengeksploitasi peristiwa global untuk menormalkan penyalahgunaan agama dan mempromosikan LGBT.
Baca Juga: PBB: Serangan Israel ke Suriah Harus Dihentikan
Al-Azhar juga menyampaikan seruan pada perlunya persatuan untuk melawan menyimpang, sesat agama, yang bertujuan untuk membasmi agama, yang ditandai oleh hasrat seksual yang dapat menyebarkan penyakit dan tidak bermoral, serta memaksakan gaya hidup hewan kepada kemanusiaan.
Seremoni pembukaan Olimpiade Paris 2024 yang berlangsung pada Jumat (26/7) dan menyedot jutaan penonton dari seluruh dunia itu menjadi panggung ‘simbol-simbol setan’ dan representasi kelompok LGBTQ yang kemudian menuai kecaman warganet.
Dilansir Mint, penampilan show di antaranya rekreasi dari adegan ‘Perjamuan Terakhir’ Yesus; pemenggalan kepala Mary Antoinette, dan penggambaran ‘the God of Wine’, Dionosys menuai kontroversi di media sosial. Banyak warganet menilai, rekreasi ‘Perjamuan Terakhir’ sebagai ‘simbolisme satanik’.
Dikutip dari laman Olympics.com, kreator atau sutradara di balik pentas seni di upacara pembukaan Olimpade 2024 adalah seniman Prancis bernama Thomas Jolly. []
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus
Mi’raj News Agency (MINA)