Al-Irsyad Al-Islamiyyah Gelar Muktamar ke-40 di Bogor

Ketua Umum Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyah, KH Abdullah Mubarak Al Jaidi (dua dari kanan) bersama Presiden Jokowi saat menerima jajaran pengurus Al-Irsyad, di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/11) pagi. (Foto: Setneg RI)

Bogor, MINA – Perhimpunan menggelar Muktamar ke-40 di Kota Bogor, Jawa Barat selama dua hari, mulai pada Kamis-Jumat, 16-17 November 2017.

Sebelum Muktamar resmi dibuka seluruh peserta Muktamarditerima oleh Presiden Republik Indonesia di Istana Bogor untuk silaturahim. Selanjutnya Muktamar ini dibuka secara resmi oleh Menteri Agama di Hotel Sahira, Bogor, Kamis (16/11), demikian siaran pers yang diterima Mi’raj News Agency (MINA).

Muktamar merupakan institusi tertinggi di organisasi Al-Irsyad yang rutin diselenggarakan setiap lima tahun sekali, begitu juga Musyawarah Besar (Mubes) yang merupakan institusi tertinggi di kedua badan otonom.

Acara Muktamar ini, diikuti oleh 18 pimpinan wilayah dan lebih dari 100 cabang, akan melakukan evaluasi atas hasil kerja periode kepengurusan 2012-2017 dan menentukan program kerja strategis di bidang pendidikan, dakwah, sosial dan ekonomi untuk periode 2017-2022.

Dalam Muktamar tersebut akan diputuskan beberapa rekomendasi yang sifatnya internal Al-Irsyad maupun eksternal (masalah keumatan dan bangsa), serta pemilihan ketua umum baru Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyyah periode 2017-2022 dan Dewan Syuro Al-Irsyad Al-Islamiyyah.

Tema yang diusung dalam Muktamar ini yaitu, “Menyongsong Kebangkitan Al-Irsyad sebagai Organisasi Pembaharu dan Moderat”.

Hal ini, sesuai dengan tekad Al-Irsyad Al-Islamiyyah untuk meneguhkan jati diri sebagai pelopor pembaharuan Islam di Indonesia, sesuai dengan ide-ide reformasi Islam yang di bawa oleh pendiri Al-Irsyad, Syekh Ahmad Surkati, yang merupakan pengikut trio reformis dunia, yaitu Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh dan M. Rasyid Ridha.

Al-Irsyad sebagai organisasi moderat, yang jauh dari sikap ekstrem, menjunjung tinggi kesantunan dalam dakwah dan mengedepankan ukhuwah Islamiyah serta dialog konstruktif dengan seluruh elemen bangsa.

Di samping acara Muktamar ini, akan dilangsungkan Mubes dua badan otonom di lingkungan Al-Irsyad, yaitu Mubes ke-11 Pemuda Al-Irsyad dan Mubes ke-8 Wanita Al-Irsyad. Sementara penutupan acara, akan dilakukan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Zulkifli Hasan.

Perhimpunan Al-Irsyad Al-Islamiyyah (Jam’iyat al-Islah wal Irsyad al-Islamiyyah) berdiri pada 6 September 1914 (15 Syawwal 1332 H. Pengakuan hukumnya sendiri baru dikeluarkan pemerintah kolonial Belanda pada 11 Agustus 1915.

Tokoh sentral pendirian Al-Irsyad adalah al-‘Alamah Syeikh Ahmad Surkati (Syeikh Ahmad Bin Muhammad As-Surkati Al-Anshari), seorang ulama besar Mekkah yang berasal dari Sudan. (R/R10/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.