London, 3 Muharram 1435/7 November 2013 (MINA) – Sebuah kelompok yang terkait dengan al-Qaeda mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan dua wartawan Prancis di Mali Utara.
Kantor berita Inggris, Rabu (6/11), mengutip situs berita Mauritania Sahara Medias yang mengatakan mereka telah menerima klaim dari al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM).
Abdallah Mohamedi, pimpinan Sahara Medias, sebuah perusahaan yang sering dikirimi pernyataan oleh para pejuang di Mali, mengatakan bahwa klaim datang melalui email dari para pejuang yang setia kepada Abdelkrim al-Targui, seorang komandan senior di wilayah tersebut, Al Jazeera melaporkan yang dikutip MINA.
Dikatakan bahwa kematian kedua wartawan merupakan respon terhadap kejahatan yang dilakukan oleh Prancis melawan Mali dan pekerjaan pasukan Afrika dan internasional terhadap Muslim Azawad, nama yang diberikan oleh orang-orang Tuareg kepada Mali Utara.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Ghislaine Dupont (57) dan Claude Verlon (55), diculik dan dibunuh setelah mewawancarai seorang juru bicara kelompok Tuareg di kota timur laut Kidal, Sabtu.
Sumber di Mali mengatakan bahwa sedikitnya 35 tersangka telah ditangkap dalam 48 jam dalam perburuan terhadap pembunuh.
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan, Selasa, bahwa negaranya akan tetap sesuai jadwal untuk penarikan pasukan dari Mali, meskipun kekerasan meningkat dan terjadi pembunuhan wartawannya.
Prancis mengirim tentara ke bekas koloninya tersebut di bulan Januari untuk memerangi pejuang yang telah mengambil alih sebagian besar wilayah Mali.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Rencana penarikan sudah tertunda dua bulan untuk mengurangi jumlah pasukan dari 3.200 menjadi 1.000 pada akhir tahun. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agncy (MINA)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa