Ali Muakhir Dorong Santri Jadi Penulis untuk Dakwah

saat berbicara di Seminar Kepenulisan bertema “Membangun Tradisi Menuju Negeri” di Ponpes AL Hikmah 2 Brebes (Foto: MINA/Zaenal Muttaqin)

Brebes, MINA – Santri yang sehari-hari mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren (Ponpes), diharapkan dapat andil dalam mensyiarkan agama Islam kepada masyarakat melalui tulisan.

Hal itu disampaikan Ali Muakhir, peraih piagam Museum Rekor Indonesia () sebagai penulis buku terbanyak, saat menjadi pembicara dalam kegiatan Seminar Kepenulisan di Ponpes Al Hikmah 2 Benda, Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat (12/1).

“Santri memiliki peluang untuk menulis terutama untuk dakwah kepada masyarakat,” kata Ali yang juga alumni dari Ponpes Al Hikmah ini.

Seminar yang mengusung tema “Membangun Tradisi Menulis Santri Menuju Dakwah Negeri” digelar di Ponpes terbesar di Kabupaten Brebes untuk mendorong santrinya dapat menulis.

Ali yang juga disebut sebagai Book Creator dan Bloger ini memberikan beberapa tips kepada ribuan peserta seminar untuk bisa menjadi penulis.

“Saya dulu alumni dari pesantren ini dan dapat menjadi penulis, maka kalian santri semua tentu juga dapat menjadi penulis,” katanya memberi semangat kepada para peserta.

Menurutnya, untuk memulai menjadi menulis santri harus memperhatikan tiga hal sebagai persiapan. Yakni sebelum menulis, saat menulis dan setelah menulis. Selanjutnya ketika akan menulis hendaknya memiliki niat dan tujuannya menulis.

“Niat itu penting agar tulisannya nanti juga menjadi ibadah dan bermanfaat bagi semua orang,” kata Ali yang telah menulis lebih dari 300 buku ini.

Dikatakan, untuk dapat menjadi penulis santri harus banyak membaca untuk menambah wawasan, membuka cakrawala dan menjadi bahan bagi tulisannya. Penting pula ketika akan menulis membuat konsep yang meliputi jenis tulisan yang akan dibuatnya.

“Tulisan itu bisa bentuknya fiksi atau non fiksi, juga tulisan itu untuk umum atau untuk anak, remaja atau lainnya,” jelas Ali.

Ali juga mengingatkan kepada para santri pentingnya menulis. Melalui tulisan seseorang menjadi lebih eksis dan bermanfaat bagi orang lain. Lebih dari itu menulis juga dapat menjadi sumber penghasilan.

“Aku menulis maka aku ada, artinya kalau kita tidak mau menulis sama saja tidak ada manfaatnya akan keberadaan kita,” kata Ali memberi semangat kepada para santri.

Seminar dipandu oleh moderator, Taufiq Setiaudin yang sehari-hari menjadi dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Hikmah 2. Peserta yang terdiri dari para santri dan almuni Al Hikmah 2 ini nampak antusias mengikuti seminar, itu nampak dari banyaknya peserta yang berebut untuk mendapat kesempatan bertanya pada pemateri. (L/B05/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Zaenal Muttaqin

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.