Gaza, 15 Rabi’ul Akhir 1436/5 Februari 2015 (MINA) – Kepala Komite bagian blokade Gaza, Jamal Al-Khodary, mengatakan, Israel memblokade Jalur Gaza dan membatasi masuknya bahan konstruksi ke wilayah kantong Palestina itu.
Hal tersebut merupakan hambatan serius yang terjadi selama proses rekonstruksi Jalur Gaza dan cukup memperburuk situasi yang ada, demikian Middle East Monitor (MEMO) sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Al-Khodary menekankan, kunci rekonstruksi Gaza terletak pada pembebasan blokade. Hal tersebut sudah tercantum pada perjanjian tentang rekonstruksi Gaza pada konferensi di Kairo, yang berlangsung pada Oktober tahun lalu ketika Israel melancarkan serangan terhadap Jalur Gaza selama musim panas.
Dalam Jumpa pers yang dilaksanakan pada Selasa (3/2), Al-Khodary menjelaskan, bahan-bahan bangunan yang Israel izinkan masuk sejak Oktober tahun lalu tidak memenuhi kebutuhan di Gaza.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Ketersediaan pendanaan yang ada sekitar $400 juta atau sekitar 5.066 miliar rupiah. Dana itu disalurkan kepada proyek-proyek oleh Arab, lembaga-lembaga internasional, serta sektor-sektor swasta. Tetapi Israel memblokade sehingga menahan dana yang harusnya masuk.
Dana diperlukan untuk tiga jalur. Pertama, untuk operasi rekonstruksi, yang memerlukan dana untuk persediaan bahan konstruksi; Kedua, proyek-proyek lokal dan milik Arab yang didanai oleh lembaga-lembaga yang membutuhkan pendanaan.
“Blokade Israel menyebabkan pemasukan dana untuk bahan konstruksi terhambat. Ketiga untuk proyek internasional,” ujar Ketua Komite bagian pengepungan
Dana bahan konstruksi yang tertahan otomatis menonaktifkan ribuan pembangun, pabrik-pabrik, perusahaan konstruksi, ribuan teknisi dan insinyur sehingga mengakibatkan kenaikan pengangguran hingga 60 persen, dengan angka kemiskinan diperkirakan sebesar 80 persen.(T/SH/R05)
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan