Amir Faisol Fath: Puasa Ramadhan Seruan Bagi Orang yang Beriman

Yogyakarta, 28 Sya’ban 1438/26 Mei 2017 (MINA) – Pakar tafsir Al-Qur’an Indonesia, mengatakan, seruan puasa hanya berlaku bagi orang yang benar-benar beriman dan memiliki komitmen untuk mentaati Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara jujur dan menyeluruh.

“Puasa Ramadhan adalah salah satu pilar utama ajaran Islam. Untuk menegakan pilar ini secara kokoh, tidak mungkin dilakukan oleh seseorang yang tidak beriman atau berpura pura beriman. Oleh karenanya dalam surat Al-Baqarah 183, Allah memanggil mereka dengan Yaa ayyuhalladziina aamanuu,” jelas Amir Faisol saat menjadi pembicara Tabligh Akbar yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE ) di Yogyakarta.  Demikian keterangan pers UII yang dikutip MINA, Jumat.

Amir Faisol menuturkan, Allah maha mengetahui di antara manusia yang benar benar pantas diundang untuk menegakan pilar ini. Hal ini juga menunjukan bahwa iman adalah syarat sahnya dalam berpuasa. Sehingga jika seseorang tidak beriman ataupun tidak benar imanya sekalipun berpuasa, ia tidak mendapatkan apapun dari puasanya selain lapar dan dahaga.

“Puasa adalah ibadah menahan diri dari yang halal. Dari sini tampak betapa hakikatnya puasa adalah sebagai benteng supaya pelakunya terhindar dari yang haram. Sebab kebiasaan menahan dari yang halal akan membangun lapisan lapisan perisai yang menjaganya supaya tidak terjatuh kepada yang Allah haramkan,” jelasnya.

Dalam ceramahnya ia mengatakan, pada bulan Ramadhan, sebagai umat Islam sudah semestinya meningkatkan amal ibadah dan berbuat kebajikan. Hal ini karena segala ibadah yang dilakukan dibulan suci Ramadhan diganjar dengan pahala yang berlipat ganda oleh Allah.

“Ketaan kepada Allah harus secara utuh, full dan menyeluruh, termasuk dalam menyambut dan melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan. Jangan mengambil Ramadhan hanya sebagian-sebagian,” tuturnya.

“Kita harus secara utuh dalam beriman ke pada Allah, sekalipun semua orang melakukan dosa, kita harus tetap ingin menjaga iman kita. Tidak mungkin seseorang bahagia jika beriman kepada Allah dengan setengah hati, tidak mungkin seseorang menjadi sukses jika mentaati Allah setengah setengah,”  Imbuh ustadz yang juga merupakan salah satu juri hafidz Indonesia di salah stasiun televisi Indonesia.

Amir Faisol Fath juga menjelaskan, Ramadhan merupakan bulan di mana Al-Quran diturunkan, hal ini sebagaimana disampaikan Allah pada surat Al- Baqarah 185. Membaca Al-Quran termasuk ibadah penting di bulan Ramadhan. Suasana berlomba loma membaca dan menghatam Al-Quran bukanlah suatu yang langka dikalangan para sahabat Rasulullah.

“Membaca Al-Quran merupakan ibadah yang bisa dilakukan setiap saat, tanpa batas waktu. Maka dengan banyak membaca Al-Quran,  seseorng yang beriman akan semakin dekat dengan Allah,” tegasnya.

Selain itu Amir Faisol menerangkan, pada bulan Ramadhan akan ada malam yang  kebaikanya lebih dari seribu bulan, yang disebut dengan malam lailatul qadar. Malam ini diberikan sebagai hadiah kepada hamba-NYa yang bersungguh-sungguh dalam beribadah dan mendekatkan diri kepadaNya.

Oleh karenanya, malam lailatul qadar dibahas secara tersendiri dal surat Al-qadr, surat yang pendek, yang menggambarkan sebuah bingkisan yang diberikan kepada hamba-Nya yang berhasil dalam beribadah di bulan suci Ramadhan khususnya dalam mendapatkan malam lailatul qadar.

“Maka tidak heran jika banyak orang melakukan itikaf di 10 hari terakhir untuk mendapatkan malam   lailatul qada, karena besarnya pahala yang dijanjikan oleh Allah,” tandasnya.

Di akhir penyampaian materi, Amir Faisol mengajak kepada seluruh jamaah yang hadir untuk bersungguh sungguh dalam menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan. Ia juga mengajak untuk memberikan komitmen kepada diri sendiri agar dapat menghatamkan Al-Quran minimal tiga kali dan beritikaf dalam rangka mengejar malam lailatul qadar di bulan suci Ramadhan. (T/R05/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

 

 

 

Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci ramadhan 1438 H, Lembaga Dakwah Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menyelenggarakan takbligh akbar, Rabu (24/5).  Kegiatan yang berlangsung di masjid Al-Muqtashidin FE UII ini menghadirkan pembicara Dr. Amir Faisol Fath, MA selaku pakar tafsir Al-Qur’an International Islamic University Islamabad. Acara yang mengambil tema One Step Closer To Ramadahan ini dihadiri oleh Dekan FE UII, Dr. Drs. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si., sivitas akademika dan masyarakat sekitar kampus.

Disampaikan Agus Harjito, agenda takbligh akbar yang digelar merupakan agenda rutin setiap tahun menjelang hadirnya bulan suci Ramadhan. Dalam kesempatannya Ia mengajak seluruh sivitas akademika UII dan masyarakat yang hadir untuk meramaikan masjid dengan rangkaian kegiatan pada bulan Ramadhan. Baik dengan pengajian, tadarus maupun ibdah shalat sunah yang lain.

“Mudah mudahan dengan acara ini kita dapat meningkatkan iman kita, meningkatkan ibadah kita, khususnya menjelang ibadah Ramadhan. sehingga ketaqwaan dan keimanaan kepada Allah SWT dapat meningkat,” ungkap Drs. Dwipraptono Agus Harjito.

Sementara Amir Faisol Fath dalam ceramahnya menuturkan bahwa di bulan Ramadhan, kita sebagai bagian dari umat Islam sudah semestinya meningkatkan amal ibadah dan berbuat kebajikan. Hal ini karena segala ibadah yang dilakukan dibulan suci Ramadhan diganjar DENGAN pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Ia menambahkan, ketaan kepada Allah harus secara utuh, full dan menyeluruh, termasuk dalam menyambut dan melaksanakan ibadah dibulan Ramadhan. Jangan mengambil ramadahan hanya sebagian sebagian.

“Kita harus secara utuh dalam beriman ke pada Allah, sekalipun semua orang melakukan dosa, kita harus tetap ingin menjaga iman kita. Tidak mungkin seseorang bahagia jika beriman kepada Allah dengan setengah hati, tidak mungkin seseorang menjadi sukses jika mentaati Allah setengah setengah,”  Imbuh ustadz yang juga merupakan salah satu juri hadidz Indonesia di stasiun televisi RCTI.

Amir Faisol Fath menjelaskan, puasa Ramadhan adalah salah satu pilar utama ajaran Islam. Untuk menegakan pilar ini secara kokoh, tidak mungkin dilakukan oleh seseorang yang tidak beriman atau berpura pura beriman. Oleh karenaya dalam surat Al-Baqarah 183, Allah memanggil mereka dengan “Yaa ayyuhalladziina aamanuu”. Seruan ini hanya berlaku bagi mereka yang benar benar beriman dan memiliki komitmen untuk mentaati Allah SWT secara jujur dan menyeluruh.

 

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.