Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak-Anak Lukman Terpaksa Tidur di Kandang Ayam di Rafah

Rudi Hendrik - Senin, 19 Februari 2024 - 09:57 WIB

Senin, 19 Februari 2024 - 09:57 WIB

5 Views

Anak-anak pengungsi Palestina tidur di kandang ayam di sebuah peternakan tempat beberapa keluarga mengungsi. (Mohammed Baker/MEE)

Oleh: Hala Alsafadi, jurnalis wanita Palestina di Gaza

Mencari perlindungan di Jalur Gaza, baik di tenda sederhana, di jalan atau di ruang kelas yang penuh sesak, telah menjadi sebuah “kemewahan” bagi ratusan ribu pengungsi Palestina.

Serangan Israel telah membuat sebagian besar wilayah Gaza hampir tidak dapat dihuni hanya dalam waktu empat bulan.

Tentara Israel telah menghancurkan lebih dari separuh bangunan di Gaza dan terus menyusutkan ruang aman atau layak huni di seluruh wilayah kantong yang diblokade.

Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara

Hal ini juga memaksa warga Palestina keluar dari rumah mereka di Gaza utara dan tengah untuk menuju selatan, menyebabkan 85 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi.

Sekitar 1,5 juta orang mengungsi di Rafah, sebuah wilayah yang luasnya hanya 64 km persegi, dan kini mereka berjuang untuk mendapatkan cukup ruang bahkan untuk mendirikan tenda karena kepadatan yang sangat tinggi.

Israel baru-baru ini mengincar Rafah, tempat perlindungan terakhir yang tersedia bagi warga Palestina. Israel meningkatkan serangannya terhadap kota paling selatan Gaza itu dan mengancam akan melakukan invasi darat dalam waktu dekat.

Di bawah ancaman kehancuran massal dan kematian, serta kurangnya pilihan, banyak keluarga pengungsi di Gaza terpaksa mengambil tindakan ekstrem untuk mencari perlindungan.

Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina

Middle East Eye (MEE) berbicara dengan salah satu dari lima keluarga yang mengungsi di sebuah peternakan di Rafah, di mana mereka mengubah kandang ayam terbuka menjadi tempat tidur untuk anak-anak mereka.

Takut tidur

“Kami memutuskan untuk datang ke peternakan ini karena kami tidak dapat menemukan tempat lain untuk dikunjungi,” kata Rafat Lukman, yang keluarganya terdiri dari 32 orang, termasuk bayi baru lahir dan anak kecil.

“Kami datang ke sini dengan pemikiran bahwa kami dapat bertahan selama beberapa hari, tetapi perang ini memakan waktu lebih lama. Saya tidak percaya anak-anak saya sendiri tidur di kandang tempat ayam tidur. Saya melihat mereka dan hati saya hancur karenanya, masa kecil yang kuberikan pada mereka. Namun, apa lagi yang bisa kulakukan?”

Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah

Dari dalam kandang ayam, anak-anak dapat dengan mudah melihat perbatasan Rafah yang dikuasai Mesir dengan tembok tinggi yang ditutupi kawat berduri.

“Putri saya membawa boneka beruangnya saat kami mengungsi pertama kali. Dia selalu membawanya,” kata Lukman.

“Tetapi suatu hari, hujan turun dan lahan pertanian kebanjiran. Dia sedang tidur di dalam kandang dan boneka teddynya terjatuh ke dalam air hujan dan hilang. Dia menangis begitu keras keesokan harinya. Dan lagi, ibunya dan saya merasa sangat tidak berdaya. Kami bahkan tidak bisa membelikannya boneka beruang baru.”

Anak-anak Lukman mengatakan, mereka kini sudah terbiasa dengan kenyataan baru dan sulit mengingat suatu hari nanti mereka punya rumah dan kamar tidur.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

“Kami masih beruntung karena kami tidak meninggal dan orang tua kami masih hidup,” kata putri Rafat yang berusia 12 tahun, Mais. “Tapi sejujurnya, saya masih merasa takut tidur di dalam kandang. Kandangnya sangat dingin dan gelap di malam hari. Saya selalu benci serangga, tapi mereka ada dimana-mana di sini, dan saya tidak bisa berbuat apa-apa.” (AT/RI-1/P2)

Sumber: Middle East Eye (MEE)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina