Anggota Knesset Israel Gelar Ritual Provokatif di Al-Aqsa

Al-Quds, MINA – Anggota (Parlemen ) dari Yahudi ultra-Orthodox, Yehuda Glick, memaksa masuk ke kompleks Al-Aqsa pada Senin pagi (28/1). Dia melakukan ritual pernikahan Yahudi secara provokatif di dalam kompleks dengan melanggar aturan yang berlaku di komplek tersebut.

Warga setempat memberikan kesaksiaan kepada Ma’an News yang dikutip MINA, Glick yang dikawal oleh sekelompok pemukim ekstrimis Yahudi, melakukan dan mendokumentasikan sebuah ritual pernikahan Yahudi di dalam kompleks Al-Aqsa bersama tunangannya.

Seorang penjaga Al-Aqsa menggambarkan langkah demi langkah tindakan penodaan Glick sebagai tantangan yang provokatif dan berbahaya bagi perasaan umat Islam dan jamaah Muslim di Kota Al-Quds.

Menteri Wakaf Islam Palestina, Youssef Ideis, mengatakan bahwa berbagai pelanggaran Israel terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa telah mencapai tahap yang serius.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengizinkan anggota Knesset untuk mengunjungi kompleks Al-Aqsa setiap tiga bulan sekali. Namun Kepolisian Israel kemudian mengizinkan para politisi Israel untuk masuk ke situs suci itu sebulan sekali setelah berkoordinasi dengan mereka.

Glick pernah terluka pada 30 Oktober 2014 lalu, setelah ditembak oleh seorang pria Palestina, yang kemudian pria itu dibunuh oleh petugas polisi Israel dalam serangan di rumahnya di Yerusalem Timur pada sehari setelah penembakan terjadi.

Kompleks Masjid Al-Aqsa, lokasi di mana Qubbah Ash-Shakhrah dan Masjid Al-Aqsa berada. Bagi umat Muslim, Al-Aqsa merupakan situs paling suci ketiga di dunia. Sementara orang Yahudi merujuk daerah itu sebagai “Gunung Bait Suci”, mengklaim sebagai tempat berdirinya dua sinagog Yahudi di zaman kuno.

Otoritas Pendudukan Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Timur Tengah 1967.

Mereka mencaplok seluruh kota pada 1980, mengklaimnya sebagai ibu kota abadi negara Yahudi yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Menurut perjanjian yang ditandatangani antara Otoritas Pendudukan Israel dan pemerintah Yordania usai Perang Timur Tengah 1967, kunjungan Yahudi diizinkan ke kompleks itu, namun melarang ibadah bagi nonMuslim di sana. (T/R03/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.