Washington, 6 Muharam 1435/10 November 2013 (MINA) – Anggota Senat Amerika Serikat (AS) bidang Hubungan Luar Negeri, Bob Corker (Republik) menyatakan dirinya siap menghadang rencana Presiden Barack Obama untuk melakukan perundingan dengan Iran.
“Kami telah merancang amandemen untuk membekukan segala rencana perundingan dengan Iran dan AS tidak akan mencabut sanksi terhadap negara pengembang senjata nuklir itu,” kata Corker di Washington.
Beberapa anggota parlemen lainnya juga menyatakan dukungannya untuk tetap menjatuhkan sanksi terhadap Iran, Press TV melaporkan seperti dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Sebelumnya, Presiden Obama berusaha meyakinkan anggota Kongres AS, dia hanya berusaha membuka pembicaraan damai dengan Iran karena negara itu bertahan mengembangkan nuklir untuk kepentingan damai.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Perdana Menteri israel Benjamin Netanyahu berpidato di depan Sidang Umum PBB, menyebutkan bahwa negaranya siap melakukan aksi sendiri guna menghentikan program nuklir Iran.
Menteri Ekonomi Israel, Naftali Bennet juga mengatakan, lembaga Israel di AS, AIPAC telah melobi Kongres Amerika Serikat untuk mencegah tercapainya kesepakatan nuklir dengan Iran.
Pernyataan tersebut disampaikan Bennet menjelang kembali digelarnya perundingan antara sejumlah negara besar – termasuk Amerika Serikat- dengan Iran pada 20 November mendatang.
“Sebelum perundingan dimulai kembali, kami akan melobi puluhan anggota Kongres Amerika Serikat dan saya sendiri yang akan menjelaskan kepada mereka betapa keamanan Israel berada dalam bahaya,” kata Bennet.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Sebelumnya, Iran dan enam negara lain gagal mencapai kesepakatan soal nuklir Teheran setelah tiga hari berunding di Jenewa.
Meskipun demikian, para diplomat menyatakan kemajuan signifikan telah dicapai dan perundingan akan kembali digelar 10 hari mendatang di tempat yang sama.
Iran mengadakan pembicaraan babak baru dengan Amerika Serikat, Cina, Rusia, Perancis dan Inggris ditambah Jerman yang disebut P5+1 di Jenewa, 15-16 Oktober lalu.
Teheran berkeras mengenai sifat damai program nuklirnya, sedangkan Israel menuduh negara tersebut berusaha membuat bom nuklir.
Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran
Pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Ahad (3/11), mengatakan ia tidak optimistis tentang pembicaraan nuklir dengan negara besar, seperti Amerika Serikat tak bisa dipercaya sebab negara itu adalah musuh Republik Islam Iran.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Marie Harf mengatakan, “Saya kira kami telah menjelaskan ini sulit dan ada sejarah mendalam mengenai rasa tidak percaya di sini. Saya kira anda melihat itu hari ini dengan beberapa protes yang kita saksikan di Iran.”
Rakyat Iran berpawai di seluruh negeri tersebut memperingati tahun ke-34 pendudukan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Teheran. Mahasiswa Iran menyerbu Kedutaan Besar Amerika Serikat pada 4 November 1979 dan menyandera personelnya selama 444 hari, yang mengakibatkan putusnya hubungan diplomatik pada 1980. (T/P04/P02).
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)