Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anies Canangkan Pembangunan Fasilitas Integrasi Halte TransJakarta dan MRT

Rendi Setiawan - Rabu, 22 Januari 2020 - 13:22 WIB

Rabu, 22 Januari 2020 - 13:22 WIB

5 Views

Jakarta, MINA – Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, melakukan pencanangan pembangunan fasilitas integrasi Halte Transjakarta CSW dan Stasiun MRT Asean di simpang Centrale Stichting Wederopbouw (CSW), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Rabu (22/1) pagi.

Fasilitas integrasi yang disebut Cakra Selaras Wahana ini merupakan buah karya Biro Studio Lawang untuk mengintegrasikan koridor 1 dan 13 Transjakarta dengan MRT Jakarta.

“Bangunan yang ada di belakang sana (Halte CSW Transjakarta) dan bangunan ini (Stasiun MRT Asean), dua-duanya adalah salah satu simbol kemajuan transportasi umum di Jakarta. MRT dan BRT. Keduanya menjadi kebanggaan bagi Ibu Kota Jakarta,” kata Anies dalam sambutannya.

Tapi, menurut dia, selama ini perencanaan dan pembangunannya tidak memasukkan satu kata, yaitu integrasi. Sehingga ketika dibangun, dia bekerja sebagai unit sendiri-sendiri, padahal keduanya ada dalam satu badan yang sama, yaitu badan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (BUMD).

Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan

“Integrasi antar moda harus menjadi kata kunci dalam menjawab setiap tantangan pembangunan sarana transportasi publik,” katanya menegaskan.

Anies menyebut Halte Transjakarta CSW dan Stasiun MRT Asean dapat menjadi pelajaran agar pembangunan tidak boleh berjalan masing-masing, melainkan sebagai satu kesatuan. Terlebih BRT dan MRT merupakan BUMD yang berkolaborasi bersama dengan Pemprov DKI Jakarta.

“Dan tempat ini InsyaAllah nanti menjadi sejarah, artinya tidak lagi seperti ini, tetapi menjadi satu kesatuan. Ketika ini sudah terintegrasi, maka mind set warga Jakarta akan sudah mulai berubah,” katanya.

“Karena menyadari bahwa kendaraan umum itu bukan satu moda. Tetapi kendaraan umum itu adalah seluruh moda. Naik Transjakarta bisa pindah ke MRT, bisa pindah ke KRL, bisa pindah ke mana saja,” imbuhnya.

Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman

Sehingga, menurut pria yang menjadi pemenang Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu itu, yang namanya transportasi publik adalah satu kesatuan. Hari ini, masyarakat sering melihat transportasi publik sebagai satu moda dan moda lainnya. (L/R2/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia