Arab Saudi Ingin Lakukan Mega Investasi di Indonesia

Hangzou, 2 Dzulhijjah 1437/4 September 2016 (MINA) – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menyampaikan keinginan untuk melakukan besar-besaran atau mega investasi di Indonesia.

Keinginan tersebut disampaikan Wakil Putra Mahkota, Wakil Kedua Perdana Menteri, dan Menteri Pertahanan Pangeran Muhammad bin Salman bin Abdul Aziz Al-Saud saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Hotel Dahua Boutique Hangzhou, RRT, Ahad (4/9) siang.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi seusai bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan itu menjelaskan, ada beberapa hal yang disampaikan Pangeran Muhammad bin Salman mengenai masalah kerjasama ekonomi.

Pertama bahwa Arab Saudi ingin sekali melakukan investasi secara besar-besaran di Indonesia. Istilah yang disampaikan Pangeran Muhammad adalah mega investment.

Menurut Menlu, dalam mega investment ini ada beberapa bidang yang diharapkan dapat dikerjasamakan oleh kedua negara.

“Yang pertama adalah di bidang pengilangan minyak (refinery); yang kedua adalah di bidang pembangunan rumah murah (low cost housing), jadi pembangunan perumahan untuk orang-orang yang berpenghasilan rendah; dan yang ketiga adalah investasi di bidang yang terkait dengan pariwisata (tourism),” jelas Retno, demikian keterangan pers Kemlu yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Menlu menjelaskan, ada beberapa tindak lanjut yang harus dilakukan terkait dengan kerja sama ini. Oleh karena itu, ia bersama Seskab Pramono Anung tadi juga melanjutkan pertemuan dengan Ahmad al Khatib, Utusan Khusus Raja Arab Saudi untuk mengurus hubungan ekonomi Indonesia dengan Arab Saudi.

“Jadi setelah ini akan ada beberapa pertemuan lanjutan yang akan dilakukan oleh kedua negara karena sebentar lagi menurut rencana pada bulan Oktober, Raja Saudi Arabia akan berkunjung ke Indonesia,” jelas Retno.

Ia menambahkan, perlu suatu persiapan agar kunjungan Raja Saudi Arabia ini menjadi suatu kunjungan yang sangat bersejarah yang membawa hasil yang konkrit bagi hubungan dua negara.

Menurut Menlu, Pangeran Salman juga mengusulkan untuk mempermudah koordinasi peningkatan kerja sama, termasuk kerja sama-kerja sama ekonomi. Untuk ini Menlu Arab Saudi berhubungan dengan Menlu Indonesia, sehingga akan memudahkan sekali koordinasi dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral termasuk di bidang ekonomi.

“Presiden sudah langsung menyetujui usulan tersebut,” kata Retno seraya menambahkan, bahwa komunikasi dirinya dengan Menlu Saudi ataupun dengan Utusan Khusus menyangkut masalah ekonomi Ahmad Al Khatib akan diintensifkan.

Raja Arab Saudi akan berkunjung

Sementara itu, Dubes RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel  menanggapi hasil pertemuan Presiden Jokowi dengan Pangeran Muhammad bin Salman menyatakan bahwa kerja besar saat ini telah menanti dalam upayanya sebagai Dubes RI untuk Kerajaan Arab Saudi untuk meningkatkan hubungan bilateral RI – Arab Saudi ke level yang lebih tinggi di segala bidang.

Dalam menjalankan misinya, Dubes Maftuh telah mencanangkan apa yang disebutnya sebagai Poros Saunesia atau Saudi – Indonesia yang merujuk kepada posisi penting kedua negara sebagai sesama Negara dengan populasi muslim terbanyak.

“Saya meyakini bahwa dengan adanya kerja sama erat antara kedua negara, hal itu tidak hanya memberikan maslahat bagi kepentingan nasional kedua negara, akan tetapi juga memiliki pengaruh besar bagi kepentingan umat Islam secara menyeluruh,” jelas Dubes Maftuh.

Dubes Maftuh berharap bahwa kunjungan Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saudi yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 mendatang, benar-benar dapat mengokohkan poros Saunesia dimaksud, terlebih kunjungan ini merupakan kunjungan terbaru Raja Arab Saudi dalam kurun waktu 46 tahun setelah kunjungan terakhir yang dilaksanakan Raja Faisal pada tahun 1970 lalu. (T/R05/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)