Arab Saudi, Iran dan Turki Sambut Baik Gencatan Senjata di Yaman

Sanaa, MINA – Arab Saudi, Iran dan Turki pada Sabtu (2/4) menyambut baik gencatan senjata dua bulan yang ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa antara pihak-pihak yang bertikai di , dan berharap untuk mengakhiri permanen konflik yang telah berlangsung berlarut-larut.

Arab Saudi, Iran dan Turki mendukung pengumuman gencatan senjata oleh utusan khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, yang akan menghentikan “semua bentuk operasi militer di dalam Yaman dan di perbatasan Saudi-Yaman”, demikian dikutip dari Anadolu Agency.

Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan upaya Grundberg dalam mencapai gencatan senjata sejalan dengan inisiatif Saudi yang diumumkan pada Maret 2021 “untuk mengakhiri krisis Yaman guna mencapai solusi politik yang komprehensif.”

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzade mengatakan, mereka berharap untuk melihat “kondisi kemanusiaan yang lebih baik serta pertukaran penuh tahanan” antara kedua belah pihak dengan memberikan prioritas pada masalah kemanusiaan dan kelanjutan dari gencatan senjata.

Dalam pernyataanya, Kementerian Luar Negeri Turkiye berharap langkah positif ini akan diikuti dengan deklarasi gencatan senjata permanen di seluruh negara dan proses solusi politik.

“Kami percaya resolusi konflik di Yaman dalam kerangka resolusi Dewan Keamanan PBB dan parameter internasional yang disepakati, melalui dialog dan atas dasar legitimasi konstitusional diperlukan untuk membangun keamanan dan stabilitas permanen di kawasan kami,” katanya.

Pada hari Jumat (2/4), Grundberg mengatakan pihak-pihak yang bertikai di Yaman  menyetujui gencatan senjata dua bulan yang “sudah lama tertunda” di mana semua operasi serangan udara, darat dan laut akan dihentikan.

Grundberg berharap gencatan senjata, yang terjadi setelah beberapa pekan eskalasi pertempuran antara pasukan koalisi pimpinan Saudi dan pemberontak Houthi Yaman, akan diperpanjang setelah dua bulan.

Utusan PBB itu berencana bekerja sama dengan kedua belah pihak selama periode gencatan senjata, untuk membuka jalan bagi gencatan senjata permanen, serta menangani kebutuhan ekonomi dan kemanusiaan yang mendesak, serta melanjutkan proses politik negara itu.

Mulai berlaku pada hari Sabtu pukul 7 malam waktu setempat (1600 GMT), gencatan senjata mengharuskan kedua pihak yang bertikai  menghentikan operasi militer mereka, termasuk serangan lintas batas.

Pada hari Selasa (30/4), koalisi pimpinan Saudi, yang memerangi milisi Houthi Yaman, mengatakan akan menangguhkan operasi militer untuk memastikan keberhasilan konsultasi yang sedang berlangsung dan menciptakan lingkungan yang positif bagi upaya perdamaian selama bulan suci Ramadhan.

Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran merebut sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota Sanaa.

Menurut PBB, konflik tersebut telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia akibat ulah manusia. (T/R7/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)