Arwani Thomafi Minta Stasiun Televisi Selektif Pilih Pendakwah

(foto: dok. inet)

 

Jakarta, MINA – Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (), Arwani Thomafi meminta stasiun televisi untuk lebih selektif menghadirkan untuk memberikan tausiyah atau ceramah publik.

Hal ini disampaikan menyusul tayangan pendakwah agama di salah satu stasiun televisi swasta telah melakukan kesalahan fatal dengan menayangkan tulisan yang salah terhadap ayat Al-Quran.

Menurutnya, seperti disebut dalam laman resmi DPR RI, ini cukup memprihatinkan atas kualitas tayangan di frekuensi milik publik, dan Komisi Penyiaran Indonesia ()  harus melakukan langkah cepat, tegas dan konkret untuk menindaklanjuti tayangan tersebut karena telah meresahkan masyarakat.

“Kepada stasiun televisi mestinya lebih selektif dalam menghadirkan pendakwah dalam menyampaikan tausiyah atau ceramah ke publik. Tidak hanya mengejar rating semata. Stasiun televisi harus mengetahui secara detail riwayat pendidikan penceramah,” katanya, pada Rabu, (6/12).

Lebih lanjut ia mengatakan, ini menjadi perhatian karena di Indonesia terdapat ribuan pesantren sebagai wadah pencetak pendakwah yang ahli di bidangnya, namun di satu sisi tampak stasiun televisi tidak selektif dalam memilih penceramah.

“Setidaknya, penceramah itu harus jelas riwayat pendidikannya seperti alumni pesantren, alumni perguruan tinggi keagamaan,” katanya.

Ia juga minta kepada KPI untuk melakukan audit terhadap acara-acara di televisi yang berisi ceramah keagamaan khususnya Islam.  Audit tersebut terkait dengan siapa yang menjadi pengisi acara tersebut dilihat dari kapasitas dan kapabilitas pengisi acara.

“KPI dapat menggandeng MUI atau lembaga kredibel lain untuk mengaudit pengisi acara.  Peristiwa ini harus menjadi pelajaran penting untuk menghadirkan tayangan yang berkualitas dan mencerahkan pemirsa,” tambahnya. (R/R10/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)