Washington, MINA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) dilaporkan mendukung rencana pembangunan kompleks perumahan bagi ribuan warga Palestina yang “disaring” di wilayah Gaza yang saat ini diduduki oleh pasukan Israel, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa proyek tersebut dapat memperkokoh pemisahan wilayah tersebut.
Dilansir dari Press TV pada Rabu (12/11), menurut The Atlantic yang berpusat di Washington, pemerintahan Presiden AS Donald Trump, berkoordinasi dengan pejabat Israel, sedang mengajukan proposal untuk membangun apa yang disebut “Komunitas Aman Alternatif” di belakang “garis kuning”, yang memisahkan Gaza Barat yang dikuasai Hamas dari Gaza Timur yang diduduki Israel.
Rencana itu bertujuan untuk memukimkan kembali warga Palestina yang lolos pemeriksaan keamanan anti-Hamas yang dilakukan oleh Shin Bet Israel, yang secara efektif memisahkan mereka dari mayoritas dua juta penduduk Gaza.
Pergerakan melintasi garis kuning akan sangat dibatasi, menimbulkan kekhawatiran bahwa komunitas-komunitas tersebut dapat menjadi zona tertutup pengungsian tanpa batas waktu.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Rencana Pengerahan Ribuan Pasukan di Perbatasan Gaza
Letnan Jenderal AS Patrick Frank, yang memimpin pusat koordinasi sipil-militer yang mengawasi gencatan senjata Gaza, menguraikan rencana tersebut dalam surel internal yang dikutip oleh The Atlantic.
Ia mengusulkan agar setiap komunitas mencakup pusat medis, sekolah, gedung administrasi, dan perumahan sementara untuk sekitar 25.000 penduduk.
Namun, menurut laporan tersebut, pejabat AS, Inggris, dan Israel kemudian merevisi target populasi menjadi sekitar 6.000 per lokasi.
Proyek percontohan pertama diperkirakan akan dibangun di dekat Rafah di Gaza Selatan, wilayah yang sebagian besar dimiliki oleh warga Palestina. []
Baca Juga: Israel Larang Jarum Suntik dan Botol Susu Bayi Masuk Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
















Mina Indonesia
Mina Arabic