Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS KECAM MENTERI ISRAEL ATAS KOMENTARNYA TENTANG KERRY

Admin - Selasa, 14 Januari 2014 - 23:09 WIB

Selasa, 14 Januari 2014 - 23:09 WIB

534 Views ㅤ

Washington,13 Rabiul Awal 1435/15 Januari 2014 ( MINA ) – Amerika Serikat (AS) mengecam Menteri Pertahanan Israel, Moshe Ya’alon atas pernyataannya yang ‘menghina  dan tidak pantas’ terhadap Menteri Luar Negeri AS, John Kerry.

Media Israel sebelumnya melaporkan bahwa selama pertemuan tertutup Ya’alon menyebutkan upaya Menlu AS John Kerry untuk perdamaian IsraelPalestina mesianis (terlalu muluk seolah olah sebagai penyelamat) dan obsesif.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, dalam statemen resmi pemerintah AS yang dirilis hari ini (Rabu), mengatakan, pernyataan Ya’alon melukai perasaan rakat AS. “ Selama ini, AS telah banyak memberi bantuan kepada Israel. Sungguh sangat tidak sopan jika ada pejabat Israel berkomentar seperti Ya’alon,” katanya.

Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris

Menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, menteri Israel mengatakan Kerry, yang telah datang kepada kami bertekad dan bertindak atas dasar obsesinya yang tidak dapat  dimengerti dan suatu perasaan mesianis (sebagai penyelamat), tidak bisa mengajarkan saya satu hal pun tentang konflik dengan Palestina,Press TV melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Berdasarkan laporan media Israel, Selasa, Ya’alon mengatakan, Kerry naïf karena rencana yang diusulkan tidak realistis. Menteri Israel itu membuat pernyataan itu dalam percakapan pribadi dengan para pejabat Israel lainnya .

Proposal Kerry dalam proses perdamaian itu mendesak Israel menarik sebagian tentaranya dan mengusulkan ada pasukan keamanan dari Palestina di Lembah Yordan. Namun, Tel Aviv menentang usulan tersebut . 

Menteri Luar Negeri AS, John Kerry tiba di Ramallah, Jumat dua pekan lalu (3/1) untuk mengadakan  pertemuan dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas sebagai bagian dari putaran baru kelanjutan pembicaraan antara Israel dan Palestina dalam upaya  meraih kesepakatan damai.

Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan

Menlu AS juga melakukan pertemuan enam jam bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Yerusalem.

Setelah pertemuan pertama, Kamis (2/1), Kerry mengatakan, Israel dan Palestina harus membuat “pilihan” dalam beberapa pekan mendatang jika mereka ingin mewujudkan  perdamaian, kata Kerry.

“Rencana saya untuk mengadakan kerjasama antara kedua belah pihak untuk menekan perbedaan guna mencapai kerangka kerja yang akan menetapkan  negosiasi perundingan damai,” kata Kerry dalam konferensi pers bersama dengan Netanyahu.

Ia akan berusaha menjembatani masalan-masalah yang ada agar perundingan damai Israel dan Palestina dapat terlaksana.

Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran

Kerry terutama sekali akan mendesak Israel untuk menghentikan pembangunan perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang didudukinya, termasuk di sekitar Jerusalem Timur, sebanyak lebih dari 1.400 unit tempat tinggal.

Sebelumnya pada Rabu, (1/1) sumber Israel mengatakan, Tel Aviv memutuskan tidak akan secara resmi mengumunkan masalah pembangunan pemukiman baru  selama kunjungan Kerry, meskipun sudah ada keputusan awal untuk mewujudkan pembangunan tersebut.

Menteri Luar Negeri Palestina, Riyadh Al-Maliki, mengatakan, Kerry akan membawa gagasan-gagasan dan usulan-usulan yang perlu dibicarakan  melalui diskusi panjang sebelum dapat dihasilkan kesepakatan yang nyata dalam perundingan.

Penguasaan Israel atas seluruh perbatasan dan sumber-sumber alam termasuk persediaan air di daerah Tepi Barat yang didudukinya, dan keberadaan militer serta pemukiman Yahudi di sana terutama di Lembah Yordan, sama sekali tidak termasuk masalah yang akan dirundingkan dengan Palestina.(T/P04/E1/mirajnews.com )

Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza

Mi’raj Islamic News Agency ( MINA )

Rekomendasi untuk Anda