Moskow, 28 Rabi’ul Awwal 1438/28 Desember 2016 (MINA) – Rusia telah menyebut keputusan Amerika Serikat (AS) untuk melonggarkan pembatasan dalam menjual senjata kepada kelompok oposisi Suriah adalah “tindakan bermusuhan” yang secara langsung akan mengancam pasukan militer Rusia di Suriah.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Selasa (27/12) mengatakan, perubahan kebijakan yang ditetapkan dalam RUU kebijakan pertahanan tahunan AS yang ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Barack Obama pekan lalu, akan menyebabkan senjata berakhir di tangan “jihadis” dan kelompok oposisi “moderat” palsu yang telah lama berperang bersama-sama.
UU itu memberikan pemerintah AS berikutnya di bawah Donald Trump wewenang untuk mengirim rudal anti-pesawat kepada oposisi moderat Suriah.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Keputusan seperti itu adalah ancaman langsung terhadap angkatan udara Rusia, kepada personil militer Rusia lainnya, dan kedutaan besar kami di Suriah, yang mengalami tembakan lebih dari sekali. Oleh karena itu kami melihat langkah ini sebagai salah satu yang bermusuhan,” kata Zakharova dalam sebuah pernyataan.
“Kementerian Luar Negeri (Rusia) mengatakan bahwa pemerintahan Obama sedang mencoba untuk mempersulit situasi global menjelang presiden terpilih Donald Trump menjabat,” kata wartawan Al Jazeera Natasha Ghoneim melaporkan dari Moskow yang dikutip MINA.
Sepanjang perang saudara Suriah, AS telah mendanai beberapa kelompok oposisi Suriah dan menyediakan mereka dukungan logistik serta senjata.
Sementara Rusia adalah pendukung utama Pemerintah Suriah dalam menghadapi seluruh kelompok oposisi dan Islamic State (ISIS). (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)