AS: Rusia Gunakan Ekspor Makanan Ukraina sebagai ‘Pemerasan’

Pelabuhan Odessa, Ukraina. (CruisseMapper))

Washington, MINA – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin mencoba menggunakan ekspor pertanian Ukraina sebagai “pemerasan” terhadap Barat, Senin (6/6).

Diplomat tinggi AS itu mengatakan, ada sekitar 20 juta ton gandum yang disimpan di silo dekat Odessa, di kapal yang sudah diisi dan berlabuh di kota pelabuhan. Namun, blokade Rusia telah mencegah kapal itu pergi dan membawa bahan makanan penting ke pasar di tengah krisis global, Anadolu Agency melaporkan.

“Ini semua disengaja. Kita tahu bahwa Presiden Putin menghentikan pengiriman makanan, dan secara agresif menggunakan mesin propagandanya untuk membelokkan atau mendistorsi tanggungjawab, karena dia berharap itu akan membuat dunia menyerah padanya dan mengakhiri sanksi,” kata Blinken.

“Ini pemerasan,” katanya.

Taktik itu sama saja dengan “mengekspor kelaparan dan penderitaan ke luar Ukraina,” tuduhnya, menunjuk secara khusus pada efek merusak dari krisis pangan di Afrika.

“Kami tidak sabar menunggu Presiden Putin melakukan hal yang benar,” kata Blinken.

Ukraina sering disebut sebagai “keranjang roti” global, merupakan pengekspor gandum terbesar kelima di dunia, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pejabat PBB pada hari Jumat memperingatkan keamanan pangan dunia yang terancam setelah 100 hari perang Rusia-Ukraina, dengan mengatakan bahwa itu menimbulkan ancaman kelaparan, destabilisasi, dan migrasi massal di seluruh dunia ketika Rusia memblokade pelabuhan Laut Hitam yang biasanya mengirim biji-bijian ke dunia. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.