Lahore, 3 Syawal 1434/9 Agustus 2013 (MINA) – Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memerintahkan semua staf non-esensial untuk meninggalkan konsulat di Lahore Pakistan setelah menerima ancaman serangan, Jumat (9/8).
Departemen Luar Negeri AS juga memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke negara Asia Selatan itu.
Pengumuman itu muncul setelah polisi Pakistan melaporkan sebuah serangan menewaskan sedikitnya 10 orang setelah melepaskan tembakan di luar sebuah masjid di pinggiran kota barat daya Quetta.
“Staf telah dipindahkan ke Islamabad di mana AS mempertahankan kedutaan besar,” kata Imtiaz Tyab pada AlJazeera sebagaimana dikutip MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
“Itu pertanda bahwa AS tidak berencana untuk menutup konsulat ini (di Lahore) secara permanen,” ujarnya lagi.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada sumber AlJazeera bahwa penarikan personil konsulat di Lahore adalah pencegahan dan tidak berhubungan dengan penutupan baru-baru ini di berbagai perwakilan diplomatik AS di negara muslim.
Keputusan datang ketika Pakistan merayakan Idul Fitri, yang menandai akhir bulan puasa Ramadhan, dan sehari setelah seorang penyerang meledakkan dirinya yang menewaskan 37 orang di sebuah pemakaman polisi, ledakan juga terjadi di Quetta.
“Kami melakukan penarikan ini karena kekhawatiran tentang informasi ancaman kredibel spesifik ke konsulat AS di Lahore,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
Pejabat kedutaan AS mengatakan ada ancaman spesifik ke konsulat di Lahore dan mereka tidak tahu kapan akan membuka kembali kedutaannya.
“Laporan ancaman mengindikasikan kelompok ‘teroris’ terus mencari peluang untuk menyerang lokasi di mana warga negara AS dan Barat diketahui berkumpul atau berkunjung,” tulis Departemen Luar Negeri di lama resminya.
Langkah Jumat terjadi dua hari setelah evakuasi staf kedutaan besar AS di Sanaa, ibukota Yaman dan menghimbau kepada warga AS di sana untuk meninggalkan kota tersebut.
AS menutup hampir dua lusin perwakilannya di Timur Tengah setelah memperingatkan warganya di seluruh dunia pekan lalu, memperingatkan bahwa Al-Qaeda mungkin akan merencanakan serangan, terutama di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Setidaknya ada 11 serangan yang telah menewaskan lebih dari 90 orang selama bulan Ramadhan di Pakistan. (T/P09/P02).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan