California, 10 Jumadil Awal 1437/ 18 Februari 2016 (MINA) – Amerika Serikat (AS) dan para pemimpin dari sepuluh negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) akan menindaklanjuti ketegangan di Laut Cina Selatan.
“Kami membahas perlunya langkah nyata di Laut Cina Selatan untuk meredakan ketegangan, termasuk penghentian reklamasi lebih lanjut, konstruksi baru dan militerisasi wilayah yang disengketakan. Kebebasan navigasi harus ditegakkan, perdagangan yang sah tidak boleh dihambat,” kata Presiden Barack Obama saat mengakhiri KTT dua hari di Sunnylands, Kamis (18/2).
Presiden Obama menegaskan AS akan meneruskan praktik kebebasan navigasi di wilayah itu dan akan membantu negara-negara sekutu anggota ASEAN membangun kemampuan maritim.
Sementara itu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyerukan bahwa kawasan Laut Cina Selatan harus menjadi kawasan yang damai dan stabil.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
“Hukum internasional harus dihormati, rivalitas kekuasaan harus dicegah, dan Declaration on the Conduct of Parties (DOC) di Laut Cina Selatan harus dilaksanakan, dan code of conduct harus segera diselesaikan,” ujar Presiden.
Meski merupakan negara non-claimant state, Indonesia terus berkontribusi dalam membangun kondisi saling percaya melalui berbagai kegiatan.
Diharapkan pertemuan itu menularkan pernyataan tegas yang menolak dominasi Cina di perairan yang diyakini kaya minyak dan gas.
Pemerintah AS menyerukan Cina mematuhi hukum internasional dan memastikan setiap perkara terkait sengketa itu berlangsung damai tanpa campur tangan militer. (T/anj/P001)
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis