Atap ‘Merak’ Bandara Kertajati ‎Didatangkan dari Jerman

, MINA – Bandara Internasional Jawa Barat () di , Kabupaten Majalengka, akan memiliki bentuk unik, layaknya ekor merak. ‎Baja seamles bergelombang yang menjadi ikon bandara tersebut didatangkan langsung dari Jerman.

Terinspirasi dari burung merak, susunan atap terminal utama penumpang akan berbentuk gelombang dengan ujung atap memuncak layaknya bangunan khas Jawa Barat.

Site Enginer Manager Proyek PT Wijaya Karya (Wika) Yudha Eka mengatakan, atap yang akan menutupi terminal penumpang tersebut memiliki luasan 15 ribu meter persegi. Saat ini kerangka atap sedang diselesaikan untuk kemudian pada Desember 2017, susunan atap baja dipasang menggunakan sistem mega span.

‎”‎Yang belum ini pemasangan baja seamles yang akan datang pada Desember mendatang. Luasnya diperkirakan mencapai 15ribu meter persegi,” katanya saat ditemui di terminal Bandara Kertajati, Rabu (22/11), seperti dikutip MINA dari laman bijb.

Pemasangan atap memang dinilai cukup krusial ‎karena akan juga memengaruhi pada pengerjaan lainnya di bagian lantai satu, dua dan tiga. Terutama di lantai tiga yang bersentuhan langsung dengan pengerjaan bagian langit-langit terminal.

“‎Area yang bersentuhan dengan atap terbuka belum bisa kita pasang karena rawan kerusakan akibat hujan,” ujar Yudha.

PT Wika dan PT Pembangunan Perumahan (PP) selaku penanggung jawab pembangunan dipaket dua ini secara keseluruhan sudah mendekati angka di 60 persen. Persentase pengerjaan akan signifikan selesai jika atap secara keseluruhan sudah terpasang. Pasalnya dua pengembang ini selain memasang atap, diberi tanggung jawab untuk mengerjakan interior, eletrikal and plumbing, atap boarding lounge, bird eye view dan arsitektur kom ACP.

Progres interior di lantai satu dan dua sudah cukup signifikan dimana lantai satu pengerjaannya mencapai 90 persen, sedangkan satu tingkat di atasnya sudah mencapai 70 persen.

Dia mengatakan, sebagai bandara yang akan dioperasikan pada pertengahan 2018 nanti, pihaknya terus berupaya menyelesaikan seluruh konstruksi pada Januari 2018 mendatang. “Sampai saat ini kita upayakan semaksimal mungkin baik dari tenaga kerja dan alat. Agar Januari bisa terselesaikan. Terutama untuk mandatori jadi prioritas utama,” ucap Yudha. (RS3/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)