Baku, 27 Jumadil Akhir 1437/6 April 2016 (MINA) – Pemerintah Azerbaijan dan Armenia mengatakan mereka menghentikan permusuhan setelah empat hari pertempuran sengit di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.
Kedua pemerintah telah memperingatankan konflik bisa berkembang ke dalam perang habis-habisan.
“Pada tanggal 5 April pukul 12:00 (08.00 GMT), atas dasar kesepakatan bersama, aksi militer pada garis kontak antara angkatan bersenjata Armenia dan Azerbaijan dihentikan,” kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan dalam sebuah pernyataan gencatan senjata.
Seorang pejabat angkatan bersenjata Armenia mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa militer telah diperintahkan menghentikan serangan. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Pembicaraan yang bertujuan mengakhiri kekerasan terburuk selama beberapa dekade di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh itu telah dimulai di Wina pada Selasa (5/4) setelah 46 orang tewas dalam tiga hari pertempuran.
Rusia dan Amerika Serikat telah menyerukan dihentikannya pertempuran.
Nagorno-Karabakh adalah sebuah wilayah pegunungan yang terkurung daratan dengan mayoritas penduduk etnis Armenia dan masuk sebagai wilayah Azerbaijan. Wilayah itu menjadi sengketa sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Separatis di Nagorno-Karabakh yang didukung oleh Pemerintah Armenia mengumumkan kesetiaannya kepada Armenia dan kemudian menyatakan republik merdeka. Namun, langkah itu belum diakui di tempat lain, termasuk oleh Pemerintah Armenia.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Pertempuran di wilayah itu telah membunuh sekitar 30.000 orang dan ribuan orang dari kedua kelompok etnis mengungsi.
Sebuah gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia telah ditandatangani pada 1994, tetapi kedua negara tidak pernah menyepakati perdamaian abadi.
Sebelumnya pada Ahad, Pemerintah Azerbaijan mengumumkan gencatan senjata sepihak, tetapi gagal menghentikan pertempuran.
Pada Senin, Pemerintah Armenia mengatakan gencatan senjata akan mungkin terwujud jika kedua belah pihak kembali ke posisi mereka sebelumnya. (T/P001/P2)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)