Yerusalem, MINA – Menteri Pertanian Israel dan mantan kepala badan intelijen dalam negeri Israel Shin Bet, Avi Dichter, Jumat (7/6), mengakui badan-badan intelijen Israel, termasuk badan intelijen luar negeri Israel Mossad, telah sangat gagal dalam mengantisipasi serangan 7 Oktober 2023 secara akurat.
Dikutip dari Anadolu Agency, Dichter mengatakan dalam sebuah wawancara dengan harian berbahasa Ibrani, Maariv, bahwa kegagalan intelijen sangat parah.
“Tidak seorang pun di Negara Israel baik militer, Shin Bet, intelijen militer, atau bahkan para peramal, memiliki informasi yang mengindikasikan bahwa Gaza sedang mempersiapkan serangan sebesar ini di wilayah Israel,” katanya.
“Pemerintah, militer, dan Shin Bet semuanya bertanggung jawab langsung atas kegagalan ini,” tambahnya.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Ditcher menambahkan, Dengan segala hormat kepada para pemimpin politik, pada pukul 6:30 pagi tanggal 7 Oktober, mereka tidak berada dalam posisi untuk memberikan informasi intelijen atau merespons di titik-titik di mana pelanggaran pagar terjadi saat serangan dimulai. Tentara dan pasukannya memikul tanggung jawab utama, seperti halnya divisi intelijen Shin Bet dan intelijen militer.
“Setiap kata dapat digunakan untuk hal ini,” kata Dichter, menggambarkan serangan itu sebagai kegagalan, bencana, kecelakaan yang mengerikan, konsekuensi bencana.
Israel terus melanjutkan serangan brutalnya ke Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 36.700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 83.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza menjadi reruntuhan di tengah-tengah blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terakhirnya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, di mana lebih dari satu juta orang Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei lalu. (ara)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan