Bahas Kekerasan di Ain al-Hilweh, Fatah, Hamas Bertemu di Lebanon

Delegasi gerakan dan lakukan pertemuan (Foto: Ma’an News Agency)

Bethlehem, MINA – Gerakan Fatah dan Hamas melakukan pertemuan darurat di pada Selasa (22/8) malam di Kedutaan untuk membahas situasi keamanan di kamp pengungsi , yang telah mengalmi peningkatan kekerasan di bulan yang lalu.

Pekan lalu, kekerasan mematikan terjadi di Ain al-Hilweh, saat itu bentrokan bersenjata pecah antara pasukan Palestina dan pejuang yang berafiliasi dengan kelompok garis keras Bilal Badr – yang diburu oleh pemerintah Lebanon atas sejumlah tuduhan. Kekerasan tersebut menyebabkan setidaknya dua orang tewas dan beberapa lainnya menderita luka-luka. Kejadian yang mengkibatkan korban meninggal juga terjadi di kamp pengungsi itu selama beberapa bulan terakhir.

Kantor Berita Ma’an yang dikutip MINA melaporkan, Fatah dan Hamas sepakat untuk menghadapi ekstremisme di kamp pengungsian dan orang-orang yang “mengganggu perintah” dalam pertemuan tersebut. Menurut sumber Palestina, melalui kerja sama untuk membentuk “perwujudan nasional bersatu” dan mengorganisir upaya bersama untuk mencapai keamanan dan stabilitas di Ain al-Hilweh.

Kedua gerakan tersebut juga sepakat untuk melanjutkan pertemuan bilateral dan sesi dengan faksi-faksi Palestina dan Islam untuk menjamin keamanan di kamp pengungsian.

Sesuai konvensi yang telah lama disepakati, tentara Lebanon tidak memasuki kamp-kamp pengungsi Palestina di Lebanon, meninggalkan faksi-faksi Palestina untuk menangani keamanan mereka sendiri.

Kamp pengungsi terbesar dan paling padat di Lebanon, Ain al-Hilweh adalah rumah bagi sekitar 54.116 pengungsi yang terdaftar setelah melarikan diri dari desa mereka selama Arab – Israel pada tahun 1948, menurut PBB.

Namun, populasi tersebut meningkat secara signifikan sejak tahun 2011 sebagai akibat adanya perang Suriah, yang membuat orang-orang Palestina mengungsi untuk kedua kalinya dari kamp-kamp pengungsi di Suriah. Menurut organisasi pembangunan Anera memperkirakan populasi kamp tersebut mendekati 120.000 orang.

Menurut PBB, Ain al-Hilweh mengalami tingkat kemiskinan yang tinggi dan kondisi perumahan yang buruk. Kondisi itu terus berlanjut sebagai akibat dari kepadatan penduduk dalam beberapa tahun terakhir. (T/B05/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.