Jakarta, 23 Rajab 1434/2 Juni 2013 (MINA)- Aset keuangan syariah di Indonesia saat ini mencapai sekitar USD38,1 miliar, terutama berasal dari perbankan (54%) dan sukuk (36%), sisanya terdiri dari asuransi, multi-finance dan reksadana syariah, demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Difi A. Johansyah.
Melalui Press Release yang diterima Miraj News Agency (MINA) Ahad (2/6), Difi mengemukakan bahwa pada sektor perbankan, pangsa pasar perbankan syariah terdiri dari Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah mencapai 4,89% dari total perbankan nasional. “Umumnya masih terkonsentrasi di wilayah perkotaan,” ujar Difi.
Selain itu Difi menyebutkan peran koperasi Islam dan lembaga keuangan mikro syariah lainnya memiliki peran vital dalam pengembangan keuangan Islam ke daerah yang tidak tercapai oleh jaringan perbankan dan segmen masyarakat unbankable.
“Keuangan syariah harus terlibat secara mendalam dalam memajukan kondisi sosial, mencapai masyarakat unbankable (financial inclusion) dan mendanai berbagai proyek pemerintah dengan imbas yang signifikan baik dari segi ekonomi maupun sosial. Namun demikian, seluruhnya harus dilaksanakan dalam koridor syariah dan mempertahankan stabilitas keuangan dan ekonomi,” tambah Difi.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Bank Indonesia menyelenggarakan The 3rd Bank Indonesia International Seminar on Islamic Finance pada 30-31 Mei 2013. Seminar yang diadakan di Bali tersebut mengambil tema, “Sebuah Fase Baru Keuangan Islam: Menangkap Area yang Belum Dimanfaatkan untuk Meningkatkan Kualitas Pembangunan Ekonomi.”
Seminar dihadiri sekitar 200 orang partisipan, terdiri atas regulator, praktisi, dan akademisi terkait perbankan dan keuangan syariah baik domestik maupun mancanegara. Pembicara adalah 18 tokoh di bidang ekonomi dan keuangan syariah, diantaranya merepresentasikan Islamic Development Bank, State Bank of Pakistan, Bank Negara Malaysia dan organisasi seperti World Bank, International Monetary Fund dan Asian Development Bank. Peserta internasional berasal dari 9 negara, antara lain Korea, Malaysia, Uni Emirat Arab, Thailand, dan Inggris. (T/P010/R2).
MINA (Mi’raj News Agency)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon