Beasiswa UII untuk Mahasiswa Kedokteran Hafal Al-Qur’an 30 Juz

UII

Yogyakarta, 22 Rabi’ul Akhir 1437/2 Februari 2016 (MINA) – Inspiratif, kata inilah yang pantas melekat pada sosok Husna Nadiyya, mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2013. Calon dokter kelahiran 1995 ini sudah sejak  remaja, mampu menghafalkan Al-Qur’an secara lengkap 30 juz.

Maka karena itu  ia juga mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan bergengsi di Fakultas Kedokteran UII di ibukota perjuangan, Yogyakarta. Perguruan tinggi yang didirikan tokoh-tokoh Islam yang “bapak-bapak pendiri negara ini” mengadakan penerimaan jalur khusus dan bebas biaya pendidikan bagi mahasiswa yang hafidz dan hafidzah.

Menurut Husna, menghafal Al-Qur’an merupakan hal yang menjadi kesukaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an, ia yakin hal itu akan mendatangkan keberkahan dalam kehidupannya, baik dunia maupun akhirat. Demikian  laman  UII yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Saya sudah mulai menghafal Al-Qur’an sejak kecil. Namun usaha serius untuk itu baru benar-benar saya mulai ketika saya duduk di bangku SMP”, ungkapnya.

Waktu itu, orangtua Husna mengirimkannya ke Pondok Pesantren Putri Tebuireng, Jombang, agar dia semakin tekun menghafalkan Al-Qur’an. Sembari menimba ilmu tahfidz di pondok, ia juga menempuh pendidikan formal selama 6 tahun di sekolah umum setempat.

“Orangtua memang selalu memotivasi agar kami mampu menjadi para penghafal Qur’an. Sebab ahli Qur’an itu kan dalam hadist Rasulullah disebut ahlullah (keluarga Allah),” tutur Husna.

Apalagi sang kakak pertama, juga menjadi penghafal Al-Qur’an 30 juz. Dari sinilah, ia semakin termotivasi untuk terus menghafal Qur’an. Tak ada hari yang dilaluinya tanpa menghafal.

“Di pondok, kami memiliki jadwal khusus untuk menyetorkan hafalan yakni setiap selesai shubuh dan isya’. Setiap tahun, santri ditargetkan hafal minimal 1 juz”, tambah gadis asal kota Bogor itu.

Menurutnya, ketekunan dan kesabaran adalah kunci untuk sukses merampungkan hafalan. Jadwal harian harus tertata rapi dengan alokasi waktu yang rinci untuk tiap kegiatan. Husna mampu menyelesaikan hafalan Qur’an-nya dalam waktu 6 tahun.

Sedangkan perkenalannya dengan Fakultas Kedokteran UII berawal dari keinginannya untuk melanjutkan kuliah selepas lulus SMA.

“Saya memang memiliki ketertarikan di bidang medis, sejak SMA sudah banyak berkecimpung dalam kegiatan palang merah remaja dan sejenisnya”, ujar mahasiswi semester V ini.

Adanya kabar UII membuka jalur pendaftaran bagi para penghafal Qur’an menjadi berita gembira bagi Husna. Hal ini tidak disia-siakannya, sehingga ia pun langsung mendaftar untuk menjadi mahasiswa FK UII. Setelah melalui beberapa tahapan tes seleksi, Husna akhirnya diterima.

“Saya tentunya sangat bersyukur, karena dengan jalur ini, prestasi kami mendapat apresiasi dari UII. Apalagi UII juga memberi beasiswa bebas biaya pendidikan bagi para hafidz dan hafidzah”, katanya.

Rasa syukur Husna semakin bertambah karena dengan ini ia dapat meringankan beban kedua orangtuanya, mengingat biaya kuliah sebagai mahasiswa kedokteran juga termasuk tinggi.

FK UII sendiri termasuk salah satu fakultas yang banyak menampung mahasiswa penghafal Qur’an. Jumlah mahasiswa penghafal Qur’an terus bertambah setiap tahunnya. Pada 2013 terdapat satu orang, pada 2014 ada tambahan 3 orang mahasiswa hafidz baru, sedangkan 2015 ada tambahan 5 mahasiswa hafidz. (T/P006/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

http://uii.ac.id/content/view/4002/257/

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.