BELANDA BANTU PALESTINA ATASI KRISIS KEKURANGAN TENAGA LISTRIK DI GAZA
Gaza, 18 Muharram 1437/31 Oktober 2015 (MINA) – Perdana Menteri Pemerintah Persatuan Palestina, Rami Hamdallah, dan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, menandatangani kerjasama bantuan Belanda untuk penggunaan gas alam, buat bahan bakar pembangkit tenaga listrik di Jalur Gaza, untuk mengatasi krisis listrik akibat blokade Israel.
Gaza membutuhkan 360-370 megawatt listrik untuk 24 jam, tapi yang tersedia hanya sebanyak 210 megawatt, masing-masing sebanyak 120 megawatt berasal dari Israel, sebanyak 32 megawatt berasal dari Mesir dan 60 megawatt dari pembangkit tenaga listrik di Jalur Gaza sendiri. Demikian MEMO yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Di samping kerjasama kelistrikan, juga disepakati, Belanda akan membantu pembangunan instalasi penyulingan air untuk memproduksi air bersih di sana.
Dalam sebuah pernyataan di sela-sela pertemuan Forum Kerjasama Belanda-Palestina yang diselenggarakan di Amsterdam, Jumat, Hamdallah mengatakan, Belanda telah sepakat untuk mendukung proyek penggunaan gas alam buat pembangkit listrik dan pembangunan proyek penyulingan air di Jalur Gaza.
Zafer Milhem, Ketua Eksekutif Dewan Listrik Palestina, menjelaskan, pemerintah persatuan bertekad untuk mengubah bahan bakar pembangkit tenaga listrik di Gaza menjadi gas alam, untuk memungkinkan pembangkit listrik beroperasi kembali dalam waktu dekat atau sekitar delapan bulan.
Dia juga menjelaskan, mulanya pembangkit listrik itu memang dirancang untuk menggunakan bahan bakar gas alam, tapi saat dialami kesulitan pengadaan gas alam, selama beberapa tahun terakhir terpaksa diubah dengan bahan bakar lain.
Gaza menderita krisis energi yang parah akibat blokade Israel. Jumlah energi yang disediakan oleh Israel dan Mesir tidak memenuhi kebutuhan energi sehari-hari di Gaza. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.