Bentrokan di Kashmir Terus Berlanjut Setelah Komandan Pejuang Terbunuh

Bentrokan di Kashmir Terus Berlanjut Setelah Komandan Pejuang Terbunuh (foto Al-Jazeera)

Srinagar, MINA – Protes dan bentrokan hingga hari ketiga terus berlanjut setelah terbunuhnya komandan pejuang Kashmir (35).

Pasukan India membunuh komandan Hizbul Mujahidin Riyaz Naikoo dan empat pejuang lainnya dalam pertempuran senjata di distrik Pulwama, Kashmir selatan pada Rabu (6/5).

Para pengunjuk rasa yang melempar batu ke arah pasukan pemerintah India di balas dengan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan massa pada Jumat (8/5).

“Paling tidak seorang pria terbunuh dan 50 lainnya terluka dalam tiga hari unjuk rasa, sebagian besar dirawat secara lokal,” kata petugas medis setempat, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Sabtu (9/5).

Namun, mereka yang terkena peluru karet dan pellet harus dibawa ke rumah sakit di pusat kota, Srinagar. Seorang dokter mengatakan, sebagian besar mereka terkena peluru di mata.

Warga mengatakan, pasukan pemerintahan menyerbu desa asal Naikoo dan merusak tenda yang telah didirikan penduduk desa untuk tempat berkabung atas kematian pejuang itu. Hal tersebut lah yang memicu protes dan bentrokan besar terjadi.

Pihak berwenang tidak menyerahkan jenaza komandan Riyaz Naiko dan pejuang lainnya yang bertujuan untuk menggagalkan pemakaman berskala besar bagi para pendukungnya. Justru, mereka malahan dikuburkan di pemakaman pegunungan sekitar 100 km (62 mil) dari desa.

Pihak berwenang telah menutup layanan telepon seluler dan internet sejak Rabu, sebuah taktik yang biasa dilakukan pemerintah India di wilayah tersebut ketika protes meletus.

Mereka juga memberlakukan pemadaman informasi yang hampir total dan menolak untuk memberi tahu media tentang situasi tersebut.

India yang mayoritas Hindu memberlakukan tindakan serupa pada 2019 ketika India mencabut status semi-otonomi dan kenegaraan wilayah mayoritas Muslim dan memberlakukan pemerintahan federal langsung.

Pada saat itu, ia meluncurkan pemadaman komunikasi total selama berbulan-bulan dan tindakan keras militer yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah yang dilanda perselisihan. (T/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.