Para demonstran berkumpul di depan Universitas Kairo di Giza pada Jumat (19/7) sore. Sebagian lainnya melakukan pawai ke Masjid Rab’ah Adawiyah di Nasr City, Kairo, di mana menurut mereka protes yang sudah berlangsung lebih dari 20 hari ini tidak akan berhenti sebelum tuntutan mereka dipenuhi pemerintahan kudeta, lapor Ahram yang dikutip MINA (Mi’raj News Agency).
menurut laporan Pusat Studi Informasi Alam Islami (SINAI) yang berbasis di Kairo, ada 28 titik kawasan yang berbeda di mana para pendukung Mursi melakukan pawai Jum’at (19/7). Salah satunya adalah Rab’ah Adawiyah, depan Universitas Kairo, depan Garda republik, Giza, kawasan elit New Cairo dan di provinsi-provinsi lainnya.
Jenderal Abdul Fattah Al-Sisi melakukan kudeta terhadap presiden yang terpilih secara demokrasi, Muhammad Mursi pada 3 Juli 2013, setelah Mursi mengajak dialog para penetangnya yang melakukan aksi protes berhari-hari di depan Tahrir Square.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Al-Sisi mengatakan pengambilalihan pemerintah dilakukan setelah Mursi diberi waktu 48 jam untuk menyelesaikan tuntutan para penentang, di mana mereka menginginkan Mursi mundur dari pemerintahan. Namun ajakan dialog Mursi ditolak pihak oposisi yang salah satunya dipimpin oleh Muhamad El-Baradei yang kini menjabat wapres pemerintahan sementara.
Setelah Al-Sisi mengumumkan pengambil alihan militer atas pemerintah, belum sampai 24 jam militer mengangkat Adly Mansour sebagai presiden sementara Mesir, dan Hazem Al-Beblawi sebagai perdana menterinya yang keduanya berasal dari pihak oposisi, keputusan ini dianggap tidak sah karena ketika militer mengkudeta pemerintah, kekuasaan tidak boleh dipegang pihak pemerintah maupun oposisi, mengingat Al-Sisi juga sebelumnya menegaskan militer berada di posisi tidak memihak siapapun.
Namun pada pertengahan Juli 2013, pihak pemerintah sementara mengangkat menteri-menteri baru yang mayoritas berasal dari pihak oposisi sebelumnya. Pemerintahan kudeta memutuskan pemilihan presiden kembali akan dilaksanakan dalam waktu kurang dari enam bulan ke depan.
Para pendukung Mursi tidak setuju dengan kudeta karena dianggap memihak pada pihak oposisi dan mengembalikan lagi ke pemerintahan rezim yang mirip dengan Mubarak, oleh karenanya aliansi pro Mursi yang tergabung dari berbagai pihak memutuskan akan terus melakukan protes karena mereka menganggap pemerintahan kudeta tidak sah mengingat Mursi dipilih secara demokrasi tanpa paksaan otoriter. (T/P03/P01).
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)