Beredar Petisi Serukan Lebanon Kembali Di Bawah Mandat Perancis

Beirut, MINA – Sebuah yang sudah ditandatangani oleh hampir 60.000 orang hingga Jumat (7/8), menyerukan agar negara mereka ditempatkan kembali di bawah selama 10 tahun ke depan. Langkah tersebut menyusul ledakan besar yang mengguncang ibu kota Beirut pada hari Selasa (4/8).

Petisi tersebut menyerukan pengembalian mandat Perancis karena krisis politik dan ekonomi saat ini, dengan menyalahkan elit penguasa, demikian MEMO melaporkan.

“Pejabat Lebanon dengan jelas menunjukkan ketidakmampuan total untuk mengamankan dan mengelola negara,” kata petisi tersebut. “Dengan sistem yang gagal, korupsi, terorisme dan milisi, negara baru saja menghembuskan nafas terakhir. Kami percaya Lebanon harus kembali di bawah mandat Perancis untuk membangun pemerintahan yang bersih dan tahan lama.”

Petisi populer itu dimulai setelah Presiden Perancis Emmanuel Macron mengunjungi Beirut pada Kamis (6/8) dan berjalan di sepanjang jalan paling rusak di dekat lokasi ledakan. Dia ditemani oleh mitranya dari Lebanon, Michel Aoun.

Ratusan orang berkumpul untuk menyambut Presiden Perancis dan mengecam Pemerintah Lebanon.

Mereka memohon kepada Macron agar mengirim bantuan langsung ke LSM seperti Palang Merah Lebanon daripada melalui politisi, yang mereka yakini korup.

Protes di pusat kota Beirut terjadi dan demonstran bentrok dengan pasukan keamanan sambil menyerukan pemerintah mundur.

Lebanon menderita krisis ekonomi terburuk dalam sejarah negara itu dan sedang berjuang untuk memerangi pandemi virus corona. Bagi banyak orang, ledakan hari Selasa adalah pukulan terakhir.

Ledakan itu menghancurkan kota, menewaskan sedikitnya 145 orang dan melukai ribuan lainnya. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.