Cape town, MINA – Din Syamsuddin berdialog dengan tokoh lintas agama dan tokoh adat Afrika Selatan di Cape Town, Demikian disebutkan dalam rilis yang diterima MINA, Kamis (20/9).
Din Syamsuddin menjelaskan, Pancasila menjadi dasar relasi hubungan antarumat beragama di Indonesia. Ia menggarisbawahi, prinsip Bhineka Tunggal Ika merupakan perekat bangsa Indonesia yang majemuk.
“Prinsip unity in diversity, berbeda-beda tetapi satu jua menjadi fondasi kerukunan di Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Din Syamsuddin menilai perlu ada kerja sama yang konkret antara masyarakat Afrika Selatan dan Indonesia.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Menurutnya, kerja sama yang sangat mungkin dikembangkan adalah di bidang pendidikan dan keagamaan.
“Saya melihat, pemerintah Indonesia sangat mungkin untuk membantu membangun dan mengembangkan institusi pendidikan Islam di Afrika Selatan ini. Selain itu, di bidang sertifikasi halal juga sangat mungkin dijalin kerja sama,” tutur Din.
Presiden Dewan Yudisial Muslim Syekh Irafaan Abrahams menyambut baik gagasan kerja sama antara Indonesia dan Afrika Selatan. Ia juga menilai Indonesia merupakan contoh yang tepat bagi dunia dalam bidang kerukunan antaragama.
Selain itu, Syekh Irafaan mengapresiasi upaya Indonesia mempromosikan wasatiyat Islam (Islam yang moderat) dan prinsip jalan tengah (middle path) kepada dunia.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
“Terima kasih kepada Indonesia melalui Prof. Din Syamsuddin yang telah menyebarluaskan nilai-nilai Islam yang moderat, sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh dunia dan umat manusia,” tambahnya.
Dialog yang diinisiasi oleh Muslim Judicial Council (MJC) tersebut dihadiri oleh sekitar 50 orang tokoh Muslim, Kristen, Katolik, Buddha, dan aktivis lembaga swadaya masyarakat di bidang lintas agama.
Antara lain Uskup Templeton dari Interfaith Community, Uskup Motsolo dari Penganut Ajaran Tradisional, Maulana Abdul Khaliq Allie, Syekh Riyad Fataar, anggota Parlemen Afsel Shahid Esau, Sejarawan Prof. Ebrahiem Rhoda, Ihsaan Taliep dan sejumlah kalangan bisnis dan komunitas adat di Cape Town. (R/SR/RI-1)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj News Agency (MINA)