Riyadh, 16 Rabi’ul Awwal 1438/15 Januari 2017 (MINA) – Blok oposisi utama Suriah mendukung pembicaraan damai yang direncanakan di Astana, ibukota Kazakhstan, akhir bulan ini antara pemerintah dan kelompok oposisi.
Sebuah gencatan senjata nasional telah dimulai di Suriah sejak tanggal 30 Desember 2016 untuk membuka jalan bagi perundingan damai baru.
Dijadwalkan Rusia bersidang di Astana pada tanggal 23 Januari dengan dukungan Turki dan Iran.
Setelah pertemuan dua hari di Riyadh, Arab Saudi, Komite Negosiasi Tinggi (HNC) oposisi Suriah mengatakan pada Sabtu (14/1) bahwa mereka akan memperpanjang dukungannya kepada delegasi militer anti-pemerintah yang menghadiri pembicaraan. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
“Mengenai pertemuan yang akan datang di Astana, Komite (Negosiasi Tinggi) menekankan dukungannya kepada delegasi militer dan mengungkapkan harapan bahwa pertemuan itu akan memperkuat gencatan senjata,” kata HNC.
HNC menambahkan, KTT Astana membuka jalan bagi pembicaraan politik di Jenewa pada awal Februari yang diselenggarakan oleh PBB.
Pada Sabtu pula, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Ankara dan Moskow telah memutuskan untuk mengundang Amerika Serikat dalam pembicaraan Astana.
Cavusoglu juga menegaskan bahwa Turki tetap menentang masuknya Unit Perlindungan Rakyat (YPG), kelompok bersenjata Kurdi Suriah, dalam pertemuan tersebut. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)