Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BMKG: Equinox Adalah Fenomena Biasa, Masyarakat Diimbau Tenang

Risma Tri Utami - Senin, 25 Maret 2019 - 15:49 WIB

Senin, 25 Maret 2019 - 15:49 WIB

12 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menanggapi beredarnya berita yang menyebutkan adanya fenomena Equinox, di mana matahari mencapai titik terdekat dengan bumi sehingga menyebabkan peningkatan suhu ekstrem yang bisa menyebabkan sun stroke dan dehidrasi.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo menjelaskan, Senin 25 Maret, equinox adalah salah satu fenomena astronomi di mana matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada 21 Maret dan 23 September.

“Saat fenomena ini berlangsung, matahari dengan bumi memiliki jarak paling dekat konsekuensinya, wilayah tropis sekitar ekuator akan mendapatkan penyinaran matahari maksimum,” kata Prabowo dalam siaran persnya, Senin (25/3).

Namun demikian, menurut Prabowo, fenomena ini tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis maupun ekstrim. “Secara umum, diketahui rata-rata suhu maksimum di wilayah Indonesia berada dalam kisaran 32-36°C,” ujarnya.

Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan

Berdasarkan pengamatan BMKG, Deputi bidang Metereologi itu menyampaikan, suhu maksimum tertinggi pada Sabtu (23/3) tercatat 37,6°C di Meulaboh, Aceh.

Equinox bukan merupakan fenomena seperti gelombang panas atau heat wave yang terjadi di Eropa, Afrika, dan Amerika yang merupakan kejadian peningkatan suhu udara ekstrem di luar kebiasaan dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama,” ungkap Prabowo.

Menyikapi hal ini, Prabowo mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang.

Ia menyebutkan, secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab/basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sedang memasuki masa/periode transisi/pancaroba.

Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman

“Ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan,” pungkasnya. (R/R09/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia