Ogan Komering Ilir, MINA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, melakukan kunjungan kerja dalam rangka monitoring penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Sumatera.
Suharyanto meninjau langsung lokasi terdampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan menggunakan helikopter patroli.
Beranjak dari Lanud Sri Mulyono, Kepala BNPB melakukan peninjauan udara bersama Herman Deru selaku Gubernur Sumatera Selatan menuju Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Selasa (12/9), demikian keterangan yang diterima MINA.
OKI sendiri tercatat sebagai kabupaten dengan lonjakan titik panas paling signifikan di Sumatera Selatan di bulan Agustus.
Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru
Setelah melakukan patroli udara, Suharyanto langsung memimpin rapat penanganan Karhutla di Kantor Gubernur Sumatera Selatan, dihadiri oleh Gubernur, Bupati dan Walikota, TNI/Polri dan Forkopimda wilayah Sumatera Selatan.
Suharyanto mengatakan, kehadirannya untuk memastikan upaya penanganan Karhutla berjalan dengan tepat sasaran dan pengendalian karhutla berjalan efektif.
“BNPB langsung bergerak cepat memastikan ke semua provinsi khususnya yang menjadi prioritas penanganan kebakaran hutan dan lahan antara lain Sumatera Selatan. Sudah ditinjau memang ada kebakaran tapi kalau dikatakan itu asapnya luar biasa dan dapat mengganggu atau menyeberang ke wilayah negara tetangga saya pastikan untuk kondisi hari ini itu tidak benar,” ucapnya.
Suharyanto menegaskan, BNBB akan terus berupaya agar kebakaran hutan dan lahan di kawasan-kawasan prioritas enam provinsi ini bisa terkendali.
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
“Khusus di Sumatera Selatan tadi kami sudah langsung melihat kondisi di lapangan, memang sudah ada lahan yang terbakar tetapi sudah juga banyak yang di padam, ada beberapa titik di tengah-tengah yang memang susah dipadamkan akibat tempatnya terpencil, tetapi dengan dukungan armada water bombing harusnya eskalasinya bisa dikendalikan,” imbuhnya.
Suharyanto menambahkan, ketika melakukan peninjauan udara, banyak lahan terbengkalai yang alami kebakaran.
“Kalau kita lihat tadi memang lahan yang digarap itu relatif aman-aman tidak terbakar, yang terbakar ini kan lahan-lahan yang terbengkalai, nah yang terbengkalai ini mungkin kita perlu sampaikan data ini setelah sampai di Jakarta,” jelasnya.
Upaya Pencegahan BNPB
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
Upaya pencegahan Karhutla pun telah dilakukan dengan memberikan dukungan operasi udara maupun operasi darat.
“Ini sudah dilakukan pemadaman secara masif dari udara menggunakan Heli water bombing, kesiapan water bombing yang ada di Sumatera Selatan ini yang termasuk terbanyak bahkan kita geser dari daerah-daerah lain,” ungkap Suharyanto.
BNPB nantinya akan melakukan penambahan operasi udara dengan melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca dengan beberapa lembaga terkait untuk mempercepat proses pemadaman.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan BMKG jika dengan menggunakan heli water bombing itu kurang maksimal, maka kita juga akan berusaha untuk kembali mendatangkan hujan dengan Teknologi Modifikasi Cuaca,” ucapnya.
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama
BNPB dalam kesempatan ini menambah dukungan untuk penanganan Karhutla di Provinsi Sumatera Selatan, antara lain dengan dukungan Dana Siap Pakai (DSP) sebesar lima miliar rupiah dan peralatan seperti Pompa Jinjing sebanyak 24 unit, Nozel 1,5 sebanyak 60 unit, Perlengkapan APD 220 paket, Selang sebanyak 120 unit, Tenda Posko 12 unit, Velbed 300 unit, Pompa Apung 36 unit dan Alat Komunikasi sebanyak 223 unit. (R/R8/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Industri Farmasi Didorong Daftar Sertifikasi Halal