BPHI MADINAH PERIKSA SUHU TUBUH JAMAAH HAJI SEBELUM PULANG

Foto : Kemenag
Foto : Kemenag

, 1 Muharram 1437/14 Oktober 2015 (MINA) – Balai Pengobatan Indonesia (BPHI) Daerah Kerja (Daker) Madinah melakukan pemeriksaan suhu tubuh kepada  yang akan kembali ke tanah air.

Mengantisipasi penyakit serius yang dibawa jamaah haji dari Arab Saudi, Daker Madinah melakukan beberapa pencegahan yang salah satunya adalah memeriksa suhu tubuh.

“Pendeteksian suhu tubuh jamaah ini menggunakan termometer laser (infra merah) yang langsung “ditembakkan” ke tubuh tanpa menyentuh objek,” kata Kasi Kesehatan BPHI Madinah dokter Darmawali Handoko saat ditemui wartawan Media Center Haji di BPHI Madinah, Selasa (13/10), sebagaimana siaran pers resmi Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Darmawali mengatakan, penggunaan alat itu adalah untuk mewaspadai adanya penyakit dari Arab Saudi dan kewaspadaan adanya dehidrasi jamaah haji, maka kepada setiap jamaah yang akan kembali ke tanah air pada waktu mereka akan naik bus, tim dari BPHI akan turun ke sana dan akan memeriksa suhu dari jamaah yang akan berangkat ke bandara madinah.

“jika ada jamaah yang mempunyai suhu 38 derajat celcius atau lebih maka dia akan diterapi bisa dengan terapi menggunakan obat turun panas atau dengan cairan,” kata dokter yang akrab disapa Dokter Koko ini.

Ia mengatakan ada tiga tahapan yang akan dilakukan pendeteksian suhu tubuh oleh Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Pertama dilakukan TKHI adalah men-screening atau mendeteksi lebih awal jika ada kelainan-kelainan pada jamaah haji pada waktu jamaah akan berangkat ke bandara, yang kedua pendeteksian juga dilakukan pada waktu di dalam pesawat.

“Tiga jam sebelum turun diharapkan para TKHI untuk memeriksa kembali suhu daripada jamaahnya, kemudian yang ketiga adalah pada saat didebarkasi juga akan diadakan pemeriksaan suhu kembali jadi ada tiga tahapan yang dilakukan untuk jamaah haji agar tidak tertular penyakit dari Arab Saudi,” katanya.

Disinggung penyakit yang akan dibawa jika jamaah terindikasi penyakit dari Arab Saudi, dia menjelaskan, penyakit itu termasuk penyakit infeksi yang awalnya adalah panas, bisa Mers CoV, Influenza, Corona Virus, Meningitis dan sebagainya.

Ia menambahkan, banyak jamaah haji Indonesia yang terinfeksi paru cuma belum ada laporan dari Arab Saudi bahwa ada yang terkena secara laboratorium menderita Mers CoV.

“Panas itu baru deteksi awal dan harus dilihat juga gejala-gejala lainnya yang menyertai kalau Mers CoV gejala lainnya dia akan sesak nafas, batuk tapi kalau hanya panas kemungkinan besar bisa hilang hanya diberikan obat penurun panas dan minum lebih banyak,” katanya menambahkan.

Untuk jamaah yang masih dirawat di BPHI atau RS di Arab Saudi sementara jamaah tersebut sudah masuk masa pemulangan, Dokter Koko menjelaskan yang dilakukan adalah tanazul.

“Ada beberapa kasus jadi kloternya sudah harus berangkat tapi jamaahnya masih harus mendapatkan perawatan untuk itu dia akan dirawat di sini di BPHI atau di RS Arab Saudi dan jika sudah mampu melalui penerbangan udara minimal 10 jam maka dia akan diberangkatkan dengan embarkasi yang sama. Dan kalau ternyata sampai semua kloter sudah berangkat nanti Kemenag yang akan mengurus itu semua jika sudah mampu naik pesawat dan pastinya akan diberangkatkan kembali ke Indonesia,” jelas Dokter Koko. (T/P010/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Chamid Riyadi

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0