Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat prestasi nasional dengan meraih rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori produksi senyawa baku pembanding dengan jumlah ketersediaan terbanyak, yakni mencapai 810 senyawa. Pencapaian ini dinilai menjadi tonggak penting dalam upaya penguatan pengawasan obat dan makanan di Indonesia.
Baku pembanding merupakan bahan dengan tingkat kemurnian tertentu yang digunakan untuk menganalisis kualitas suatu sampel. Keberadaannya menjadi elemen utama dalam memastikan mutu, keamanan, dan kebenaran klaim suatu produk.
Kepala BPOM Taruna Ikrar menjelaskan bahwa senyawa baku pembanding memegang peran strategis sebagai parameter jaminan kualitas.
“Klaimnya misalnya efikasinya berapa persen. Apakah itu berbicara safety, berbicara efikasi, berbicara quality. Tentu berbasis evidence-based. Dan bicara evidence-based, yang paling penting adalah scientific base-nya. Scientific-based-nya adalah baku pembanding,” ujar Taruna di Jakarta, Jum’at (14/11).
Baca Juga: 20 Ribu Prajurit TNI Siap ke Gaza, Fokus Kesehatan dan Konstruksi
Taruna menegaskan bahwa inovasi dalam penyediaan baku pembanding dan penerapan metode analisis terstandar merupakan bentuk komitmen BPOM untuk meningkatkan perlindungan masyarakat dari risiko obat dan makanan. Dengan kemampuan memproduksi baku pembanding secara mandiri, Indonesia juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.
Menurutnya, ketersediaan 810 senyawa baku pembanding bukan hanya menjadi capaian institusi, tetapi juga memperkuat fondasi pengawasan berbasis sains, sehingga kualitas produk yang beredar di pasar semakin terjamin.
Prestasi ini sekaligus menunjukkan peningkatan kapasitas nasional dalam mendukung tata kelola keamanan obat dan makanan yang lebih mandiri, terpercaya, dan berdaya saing. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia–Yordania Bentuk Komite Pertukaran Informasi Intelijen Terkait Situasi Gaza
















Mina Indonesia
Mina Arabic