BPPT Gelar Kongres Teknologi Nasional 2018 Juli Depan

Jakarta, MINA – Badan Pengkajian dan Penerapan () akan menggelar Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2018 pada 17-19 Juli di Auditorium Gedung II BPPT, Jakarta.

“KTN yang ketiga kalinya ini mengambil tema Strategi Implementasi Kebijakan Nasional Untuk Mendukung Kemandirian Teknologi,” kata Kepala BPPT Unggul Priyanto saat konferensi pers KTN 2018 di Jakarta, Jumat (22/6), sebagaimana dilaporkan InfoPublik.

Ia menjelaskan, topik KTN 2018 ini difokuskan pada bidang Teknologi Industri Pertahanan, Teknologi Kebencanaan dan Teknologi Material.

“Teknologi Industri Pertahanan menjadi fokus utama, karena alat utama sistem persenjataan (Alutsista) sangat penting untuk suatu pertahanan, maka kemandirian adalah menjadi sesuatu yang memang harus dikuasai. Jadi nanti di KTN ini akan ditekankan tahap demi tahap dalam menguasai teknologi Hankam,” kata Unggul.

Menurutnya, tidak bisa hanya mengandalkan teknologi dari luar negeri, atau hanya membeli alutsista dari luar negeri. “Seandainya masih ada alutsista memang tidak bisa dihindari, karena teknologinya yang tinggi, tapi paling tidak ada share atau bagian dari dalam negeri yang bisa dikerjakan atau semacam imbal beli,” ujar Unggul.

Disebutkan, penguasaan teknologi pertahanan memiliki ruang lingkup yang cukup luas meliputi penguasaan teknologi dalam aspek-aspek produksi, operasi, Maintenance Repair Overhaul (MRO) maupun Opgrading.

“Oleh karena itu, untuk mencapai kemandirian nasional yang paripurna diperlukan penguasaan dari tahap Rancang Bangun dan Rekayasa sebelum tahap produksi hingga pengoperasian,” tambahnya.

Lebih lanjut Unggul menyampaikan, dengan sumber daya pemerintah yang terbatas, maka perlu pengelolaan penguasaan teknologi yang efektif dan se-efisien mungkin, dengan mengedepankan prioritas terhadap jenis teknologi yang perlu dikuasai dalam rangka penguasaan secara menyeluruh dan mengurangi ketergantungan dari pihak lain.

Selain teknologi industri pertahanan, di KTN 2018 ini juga difokuskan pada teknologi kebencanaan, yang juga tidak kalah penting, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi yang besar, terutama yang menyangkut masalah gempa, tsunami, gunung api dan lain-lain.

“Itu penting juga nanti bisa suatu rekomendasi, misalnya untuk standarisasi bangunan-bangunan di tempat-tempat atau wilayah yang mempunyai potensi gempa. Termasuk juga mitigasi bencana, misalnya kalau terjadi bencana, seperti tsunami, dan gempa itu kira-kira bagaimana penanganannya,” terangnya.

Ia menambahkan, selain dua teknologi di atas, KTN 2018 ini juga difokuskan pada teknologi material. Indonesia mempunyai banyak bahan baku seperti karet alam yang kadang harganya terombang-ambing, dan suka jatuh. Di satu sisi juga diketahui, material-material yang sangat penting seperti ban, ban pesawat terutama yang harganya mahal, juga dari karet.

“Teknologi-teknologi untuk peningkatan nilai tambah bahan baku, seperti karet alam, bahan baku untuk manufaktur maupun teknologi-teknologi untuk material maju seperti logam tanah jarang, itu juga akan kita tekankan,” ungkapnya.(R/R01/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.